Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Regulator antimonopoli China tengah mempersiapkan kemungkinan penyelidikan terhadap kebijakan Apple dan biaya App Store.
Berita ini pertama kali diberitakan oleh Bloomberg News pada Rabu (5/2/2025), mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Melansir Reuters, perkembangan ini terjadi sehari setelah China mengumumkan langkah-langkah yang menargetkan bisnis AS termasuk Google, produsen peralatan pertanian, dan pemilik merek fesyen Calvin Klein, beberapa menit setelah tarif baru AS untuk barang-barang China mulai berlaku.
Menurut laporan tersebut, Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar China tengah meninjau kebijakan Apple, termasuk komisi hingga 30% untuk pembelian dalam aplikasi dan pembatasan pada layanan pembayaran eksternal dan App Store.
Saham Apple turun 2,6% dalam perdagangan prapasar AS.
Menurut laporan tersebut, regulator Tiongkok telah berdiskusi dengan para eksekutif dan pengembang aplikasi Apple sejak tahun lalu.
Baca Juga: Perang Dagang Berkobar, Tiongkok Bidik Google dan Perusahaan AS Lainnya
Apple dan regulator antimonopoli Tiongkok tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan Reuters.
Regulator tersebut mengatakan pada hari Selasa (4/2/2025) bahwa Google diduga melanggar undang-undang antimonopoli negara tersebut.
Regulator tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang penyelidikan tersebut atau tentang apa yang diduga telah dilakukan Google yang dinilai melanggar hukum tersebut.
Pada hari Selasa, profesor Universitas Tsinghua Zhang Chenying menulis dalam sebuah artikel yang diterbitkan di surat kabar milik negara People's Daily bahwa penyelidikan tersebut mungkin terkait dengan bisnis sistem operasi Android milik Google.
Tonton: Ini Tawaran Awal China untuk Redakan Perang Dagang dengan Trump
Google telah menggunakan posisi dominannya untuk memberlakukan pembatasan dan kendala pada produsen ponsel Tiongkok dalam hal teknologi dan bisnis, katanya tanpa merinci dari mana ia memperoleh informasi tersebut.
Secara terpisah, Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan pihaknya telah memasukkan PVH Corp, perusahaan induk untuk merek-merek termasuk Calvin Klein dan Tommy Hilfiger, dan perusahaan bioteknologi AS Illumina ke dalam daftar "entitas tidak dapat diandalkan".