Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri China mengatakan, proyek-proyek ambisius di bawah inisiatif Belt and Road untuk menghubungkan Asia, Eropa dan lainnya telah terpengaruh oleh pandemi virus corona.
Mengutip Reuters, Jumat (19/6), Wang Xiaolong, direktur jenderal Departemen Urusan Ekonomi Internasional Kementerian dalam sebuha briefing di Beijing mengungkapkan, berdasarkan sebuah survei yang dilakukan kementerian, sekitar 40% dari proyek-proyek tersebut melihat sedikit dampak buruk, sedangkan 30%-40% proyek lainnya agak terpengaruh.
"Sekitar 20% dari proyek terkena dampak serius," katanya seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: India nyalakan sinyal perang dagang, akan naikkan tarif impor 300 produk dari China
Meski Wang tidak merinci, menurutnya hasil dari survei itu lebih baik dari yang diharapkan dan meskipun beberapa proyek ditunda, China belum mendengar adanya proyek besar yang dibatalkan.
Lebih dari 100 negara telah menandatangani perjanjian dengan China untuk bekerja sama dalam proyek-proyek seperti kereta api, pelabuhan, jalan raya dan infrastruktur lainnya. Menurut data Refinitiv, lebih dari 2.600 proyek dengan biaya $ 3,7 triliun terkait dengan inisiatif ini.
Pembatasan perjalanan dan arus barang lintas batas, serta langkah-langkah lokal untuk memerangi Covid-19, adalah alasan utama untuk dampak pada proyek, kata Wang.
"Ketika situasi membaik, kami memiliki keyakinan bahwa proyek akan kembali dan pelaksanaannya akan dipercepat," katanya.
Tantangan pandemi terhadap proyek-proyek inisiatif Belt and Road mengikuti sebuah dorongan pada tahun 2018, ketika para pejabat di Indonesia, Malaysia, Sri Lanka dan di tempat lain mengkritik proyek-proyek di sana sebagai proyek yang mahal dan tidak perlu.
China mengurangi beberapa rencana setelah beberapa negara berusaha untuk meninjau, membatalkan atau menurunkan komitmen, mengutip kekhawatiran atas biaya, erosi kedaulatan, dan korupsi.
Baca Juga: Mengapa pertempuran China-India menggunakan pentungan paku dan batu, bukan senjata?