Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Rizki Caturini
BEIJING. China kini sedang merancang kereta penumpang berkecepatan 500 km/jam dan kereta kargo 250 km/jam. China mengembangkan teknologi kereta berkecepatan tinggi untuk menyaingi teknologi dari Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa.
Proyek ambisius tersebut akan dimulai pada tahun ini. "Negeri ini tengah mengembangkan kereta yang dapat melaju dengan sistem hybrid propulsion sehingga memiliki kecepatan yang lebih tinggi," tutur Jia Limin, guru besar Beijing Jiaotong University dan juga ketua proyek kereta cepat China, seperti diberitakan CNBC, Senin (26/9).
Shinkansen, kereta cepat asal Jepang, tercatat memiliki kecepatan puncak 320 km/jam. Shinkansen dikembangkan sejak tahun 1964. Adapun China baru memulai program kereta cepat pada tahun 2004. Saat itu, Departemen Perkeretaapian China menawarkan proyek pembangunan keretaapi berkecepatan 200 km/jam, yang bisa melaju pada kecepatan puncak di 350 km/jam.
Sejumlah perusahaan asing kala itu tergiur untuk mendapatkan proyek tersebut. Mereka adalah Kawasaki Heavy Industries dari Jepang, Bombardier asal Kanada, serta Siemen dan Alstom dari Prancis.
Pemerintah China mengajukan syarat kepada calon investor, yaitu mereka harus membentuk perusahaan patungan dengan menggandeng perusahaan lokal China. Selain itu, calon investor harus berbagi teknologi yang mereka miliki.
Hasilnya, tiga tahun kemudian, China telah memiliki kereta cepat pertamanya, yakni CRH1A. Kereta tersebut bisa melaju pada kecepatan 250 km/jam.
Saat ini, China telah menandatangani kontrak pengerjaan kereta cepat di jalur sepanjang 3.000 km di luar negeri. Dipimpin oleh perusahaan milik negara
China Railway Rolling Stock Corporation, negeri Tembok Besar ini sudah menandatangani kontrak pembangunan kereta cepat di Turki, Thailand, serta Rusia. Dan kini, China sedang mengajukan penawaran pengerjaan proyek kereta cepat di Malaysia, Amerika Serikat, dan Amerika Selatan.
Jia menambahkan, kereta cepat China dirancang untuk bisa beradaptasi dengan kondisi cuaca dan geografi negara di seluruh dunia. Bahkan, kereta cepat buatan China diklaim juga bisa beroperasi pada kondisi cuaca yang sangat ekstrem, yakni pada suhu udara hingga -40º Celcius.