Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
EDINBURGH. Tingkat pembelian properti komersial global terhadap perkantoran, toko dan apartemen diprediksi mengalami penurunan lagi sebesar 5,3% tahun ini menjadi US$ 412 miliar. Menurut broker properti Cuhsman & Wakefield Inc, adanya pengetatan kredit oleh perbankan dan institusi finansial lainnya menjadi pemicu utama.
Cushman bilang, semakin berkurangnya kucuran kredit mendorong tingkat akuisisi properti komersial mengalami penurunan sebesar 59% menjadi US$ 435 miliar pada tahun lalu. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak 2004 silam.
“Meskipun secara keseluruhan pasar global sedang mengalami penurunan, namun investasi sektor properti mengalami tekanan paling hebat,” jelas David Hutchings, Analis Cushman untuk kawasan Eropa, Timur Tengah dan Afrika.
Memang, belakangan, pihak perbankan sedikit pelit mengucurkan pinjaman atau mendanai pinjaman real estate. Pasalnya, pihak perbankan sendiri tengah berupaya keras untuk mengumpulkan dana tunai setelah mengalami kerugian dan penyusutan aset dengan total nilai mencapai US$ 1,1 triliun.
Kini, resesi di AS dan beberapa negara Eropa membuat permintaan untuk perkantoran dan toko ritel menurun, sehingga menyebabkan nilai investasinya semakin melorot.
Data Cushman menunjukkan, nilai investasi properti real estate yang mengalami penurunan tertinggi pada tahun lalu terjadi di Amerika Utara sebesar 73% menjadi US$ 116 miliar. Sementara di Eropa, penurunannya sebesar 52% menjadi US$ 178 miliar. Sedangkan Asia mengalami penurunan sebesar 45% menjadi US$ 131 miliar.
