Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
AWAL pekan ini, Senin (15/5) bisa jadi hari yang sibuk, terutama di kawasan Asia. Menyusul serangan siber secara global terhitung mulai Jumat (12/5).
Mengutip CNBC, para pakar keamanan memperingatkan dampak serangan virus ransomware berjenis WannaCry kemungkinan akan lebih besar lagi saat pekerja memulai harinya. Kembali ke kantor dan menghidupkan kembali komputer mereka.
Banyak pekerja di Asia, telah mematikan komputernya sejak akhir pekan lalu. Jadi efeknya sebenarnya dari serangan tersebut mungkin muncul pada hari Senin saat karyawan kembali masuk.
“Penyerang telah merilis varian bar dari malware,” kata Matthieu Suiche dari Comae Technologies, perusahaan cybersecurity yang berbasis di Uni Emirat Arab.
Sejauh ini, virus ransomware telah menyerang lebih 200.000 sistem di 150 negara. "Saat ini, kami sedang menghadapi meningkatnya ancaman. Angka-angka itu naik, saya khawatir tentang bagaimana angka-angka akan terus bertambah saat orang-orang pergi bekerja dan menghidupkan mesin mereka pada hari Senin pag," kata Rob Wainwright, direktur eksekutif Europol, badan kepolisian Uni Eropa.
Sejumlah perusahaan kenamaan yang terkena virus ini antara lain; FedEx di Amerika Serikat, raksasa telekomunikasi Spanyol Telefónica, produsen mobil Prancis Renault, universitas di China, sistem kereta api federal Jerman dan Kementerian Dalam Negeri Rusia.
Sementara itu, serangan yang paling mengganggu menginfeksi sistem kesehatan masyarakat Inggris. Dampaknya, rumah sakit harus jadwal ulang layanan operasinya.
Seorang periset berusia 22 tahun asal Inggris yang menggunakan nama Twitter MalwareTech berhasil mengidentifikasi domain web untuk “kill switch” hacker, cara untuk menonaktifkan malware.
Di Twitter, MalwareTech mendesak pengguna komputer untuk segera menginstal patch , keamanan untuk versi Windows Microsoft yang lebih tua termasuk Windows XP. Sejauh ini, virus ini tidak menargetkan serangan ke Windows 10.