Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Bujet Pemerintah Amerika Serikat (AS) makin tekor. Negeri Paman Sam bahkan membukukan defisit anggaran terbesar sejak tahun fiskal 2013.
Defisit anggaran Pemerintah AS tercatat meningkat menjadi US$ 665,7 miliar dalam 12 bulan tahun fiskal 2017 yang berakhir September 2017. Defisit anggaran tersebut lebih besar ketimbang defisit pada tahun fiskal 2016 yang sebanyak US$ 585,6 miliar.
Pada tahun fiskal 2017, pendapatan mencapai US$ 3,31 triliun, naik 1,2% dibandingkan dengan pendapatan sebesar US$ 3,27 triliun di tahun fiskal sebelumnya. Sebaliknya, belanja Pemerintah AS meningkat 3,37% menjadi US$ 3,98 triliun dari US$ 3,85 triliun pada tahun fiskal 2016.
Sekalipun membengkak, Departemen Keuangan AS menyatakan, defisit anggaran tersebut masih sesuai dengan perkiraan yakni senilai US$ 669 miliar.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Direktur Anggaran Mick Mulvaney dalam sebuah pernyataan yang menyertai laporan anggaran tersebut menyalahkan penerimaan pajak yang lebih lemah dari perkiraan sebagai penyebab naiknya defisit anggaran.
"Angka-angka ini seharusnya menjadi alarm bagi Washington, sebuah pengingat bahwa kami perlu menumbuhkan ekonomi lagi dan membuat fiskal berjalan baik," kata Mulvaney seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (21/10).
Menurut Mulvaney, pemerintah bisa mengurangi defisit dengan pembatasan belanja, reformasi pajak dan pemotongan anggaran yang tidak perlu.
Hanya saja, menekan defisit anggaran agaknya bukan perkara mudah. Sebab, Presiden AS Donald Trump sudah mengusulkan pemotongan tarif pajak untuk mendorong ekonomi.
Senat AS, pada pekan lalu, menyetujui resolusi anggaran yang akan mempercepat pemotongan pajak sebesar US$ 1,5 triliun.