Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
MUMBAI. Defisit neraca transaksi berjalan India pada 2015 diprediksi akan menyempit ketimbang tahun lalu. Pada 2014, India mengalami defisit neraca transaksi berjalan sebesar 1,6%.
HSBC meramalkan angka defisit neraca transaksi berjalan India bakal menyusut menjadi 0,6%. Sebelumnya, defisit neraca transaksi berjalan India di 2015 diproyeksikan mencapai 1,1% dari produk domestik bruto (PDB).
Negara yang terkenal dengan bangunan Taj Mahal ini memang sedang berjuang untuk keluar dari defisit neraca transaksi berjalan. HSBC memperkirakan, di akhir Maret 2015, neraca transaksi berjalan India akan surplus untuk pertama kalinya, setelah 32 kuartal defisit. Seperti diketahui, selama hampir satu dekade, India belum mengalami surplus neraca transaksi berjalan. Bahkan, di tahun 2012 silam, defisit neraca transaksi berjalan India melebar menjadi 4,9% dari tahun sebelumnya yakni 3,3% dari PDB.
Melihat kondisi perekonomian yang mulai pulih, HSBC yakin pertumbuhan ekonomi India akan bertumbuh dalam tiga tahun mendatang. Di tahun ini, pertumbuhan ekonomi India diprediksi mencapai 7,4%. Lalu, pada 2016, ekonomi India diharapkan bisa tumbuh 7,8%.
"Pada 2017, pertumbuhan ekonomi India meningkat menjadi 8,3%," ujar Pranjul Bhandari, Kepala Ekonom HSBC India seperti dikutip Bloomberg. Menurut Bhandari, kunci utama pendorong pertumbuhan ekonomi adalah upaya pemerintah untuk mengerek investasi dan kelanjutan kebijakan reformasi ekonomi. Selain itu, beberapa proyek investasi yang sempat berhenti mulai dihidupkan kembali.
Senasib dengan negara-negara lain di dunia, India juga akan menghadapi ancaman deflasi. Penyebabnya adalah penurunan harga komoditas dan melemahnya permintaan domestik. "Kami memperkirakan perlambatan inflasi akan terus berlanjut dalam beberapa bulan ke depan sebelum mencapai target Bank Sentral India sebesar 6% pada Januari 2016," jelas Bhandari.
Pada awal Maret lalu, pasar dikejutkan dengan keputusan Bank Sentral India memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin demi menggenjot inflasi. Broker global bertaruh bank sentral akan memangkas suku bunga lagi sebesar 25 basis poin di bulan Juni.