Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Delegasi Ukraina menyampaikan apresiasi terhadap konsistensi Indonesia mendukung perjuangan bangsa mereka melawan invasi Rusia. Mereka juga mengapresiasi Indonesia yang merupakan negara terbesar penduduk Muslim dunia yang peduli pada kaum muslim Ukraina.
Wakil Direktur Institut Ukraina dan Perwakilan Delegasi Ukraina Alim Aliev mengatakan saat perang pertama berkobar di Ukraina, komunitas Muslim Tatar Krimea juga menjadi salah satu korbannya.
“Begitulah cara Rusia memperlakukan kami. Mereka berusaha menghancurkan identitas kami dengan melarang para pemimpin dan organisasi agama kami. Tatar Krimea sekarang menjadi bahasa yang hilang,” tuturnya, seperti dirilis Kedutaan Besar Ukraina untuk Indonesia, Selasa (7/2).
Hal itu dituturkan Alim Aliev saat melakukan kunjungan ke kantor Muhammadiyah. Dalam kunjungan itu, Alim dan rombongannya membahas dampak invasi Rusia terhadap penduduk sipil Ukraina. Ia menyerukan pentingnya dukungan dari organisasi dan masyarakat muslim di seluruh dunia untuk kemerdekaan Ukraina.
Prof. Olexiy Haran, bagian dari anggota delegasi Alim Aliev, mengatakan kekejian pihak Rusia yang berusaha membenturkan identitas dengan cara memobilisasi Muslim dari wilayah Rusia yang terbelakang seperti Kaukasus utara kemudian mengirim mereka ke Ukraina untuk memerangi Ukraina.
Kepala Bidang Kerjasama dan Hubungan Internasional Muhammadiyah Syafiq A. Mughni menyampaikan empati Muhammadiyah terhadap situasi di Krimea dan di Ukraina. Dia menegaskan Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang mendukung perdamaian, kebebasan dan martabat manusia. “Kami menentang penderitaan dan pendudukan, dan pelanggaran hak asasi manusia.”
Dalam kesempatan tersebut Yayah Khisbiya, Sekretaris Badan Kerjasama Internasional Muhammadiyah secara langsung mengutarakan keinginan Muhammadiyah untuk bergabung dalam dialog maupun upaya nyata bagi Ukraina.
“Kami ingin bergabung dalam kolaborasi antaragama untuk mendukung warga Ukraina. Pembangunan perdamaian di Ukraina ini harus mendukung tidak hanya organisasi Muslim, tetapi juga organisasi keagamaan lainnya. Ini adalah hak asasi manusia yang kita junjung tinggi bersama," tegasnya.
Usai pertemuan di Muhammadiyah, delegasi Ukraina mengunjungi Masjid Istiqlal, yang berseberangan dengan Katedral Jakarta. Menyambut rombongan tersebut Kabidsosdaum Laksamana Pertama TNI (Purn) Asep Saepudin.
Dia menegaskan Ukraina harus memiliki kebebasan dan untuk itu bangsa Indonesia berdoa agar perang segera berakhir. “PBB harus menghentikan agresi Rusia di Ukraina, karena Rusia menginvasi Ukraina!”