kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Demonstran Hong Kong akan gelar referendum


Minggu, 26 Oktober 2014 / 11:42 WIB
Demonstran Hong Kong akan gelar referendum
ILUSTRASI. 3 Cara Mengembalikan File yang Terhapus di HP Android, iOS, dan Laptop. KONTAN/Fransiskus SImbolon/03/12/2013


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

HONG KONG. Tingkat ketegangan di Hong Kong kian memanas pada hari ini (26/10). Demonstran pro-demokrasi dan mereka yang berseberangan dengan aksi tersebut tengah mencari opini apakah aksi protes harus diteruskan atau tidak.

Terkait hal itu, pimpinan aksi demonstran akan menggelar referendum hari ini dan besok untuk memutuskan apakah demonstrasi akan dilanjutkan atau sebaliknya. Referendum diambil setelah perundingan dengan pihak pemerintah pada 21 Oktober lalu gagal menemui titik temu.

"Anda boleh saja tidak setuju, tapi Anda tidak bisa terus-terusan duduk di tengah jalan. Ini bukan hal yang tepat untuk dilakukan. Bagaimana jika ada ambulan yang harus lewat mengantarkan orang yang sakit namun tak bisa lewat karena ada pemblokiran oleh pelajar? jelas Betty Yung, 65 tahun.

Sementara itu, Benny Tai, pendiri kelompok Occupy Central With Love and Peace, mengatakan kepada reporter di Legislative Council Complex tadi malam bahwa hasil referendum akan mengindikasikan arah pemikiran yang harus diambil dari kelompok ini.

"Yang terpenting dari voting kali ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada para pendukung gerakan untuk memberikan pendapatnya atas isu yang tengah kami lakukan," jelas Tai. Dia menambahkan, pihaknya mempercayai bahwa gerakan ini merupakan bagian dari proses demokrasi yang dijalankan warga Hong Kong.

Berdasarkan akun twitter resmi Occupy Central, ada dua gerakan pada referendum: Apakah menuntut laporan dari pemerintah Hong Kong agar menyarankan kepada pemerintah pusat China untuk mereview kembali keputusan mereka tanggal 31 Agustus dalam menentukan kandidat; dan mengimbau dibentuknya platform multiparty yang menangani kontroversi politik untuk berperan dalam prosedur pemilu legislatif pada 2016 dan pemilu eksekutif pada 2017.

Sekadar mengingatkan, aksi demonstrasi yang memasuki pekan ke lima ini dipicu oleh keputusan China untuk mengontrol prosedur pemilu untuk jabatan Kepala Eksekutif Hong Kong pada 2017 mendatang. Pihak oponen mengatakan, dengan langkah tersebut, China akan semakin efektif memilih kandidat yang mereka inginkan.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×