kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.395.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Demonstran memblokir jalan utama Bangkok


Senin, 13 Januari 2014 / 10:05 WIB
Demonstran memblokir jalan utama Bangkok
ILUSTRASI. Asik! Pendaftaran KJMU Tahap 2 Tahun 2022 Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya.


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BANGKOK. Demonstran di Thailand mulai memblokir sejumlah jalan utama di Bangkok. Kondisi itu menyebabkan jalanan macet dan meningkatkan tekanan terhadap Perdana Menteri Yingluck Shinawatra untuk segera mengundurkan diri.

Berdasarkan laporan Bloomberg, pada pagi tadi, para demonstran mulai memblokir jalan Sukhumvit setelah memutuskan akses jalanan ke komplek pemerintahan tadi malam. Terkait hal itu, pemerintah mengatakan akan mengerahkan sekitar 20.000 tentara dan polisi untuk mengatasi pemblokiran tersebut.

Aksi demonstrasi ini sudah berlangsung selama dua bulan lebih. Aksi ini dipimpin oleh Suthep Thaugsuban. Suthep, yang menolak untuk bernegosiasi dengan Yingluck, mengatakan bahwa pemilihan yang demokratis haris ditunda hingga kemudi pemerintahan diambil alih oleh "orang-orang baik" yang dapat melakukan reformasi politik dan dapat menghilangkan pengaruh korupsi dari keluarga Yingluck.

"Pemerintah Thailand saat ini tengah kehilangan kredibilitas untuk melakukan rekonsiliasi yang memenuhi unsur-unsur keadilan pada perpecahan politik yang terjadi," kata Michael Connors, seorang profesor di University of Nottingham, Malaysia.

Dia menambahkan, jika situasi ini gagal dipenuhi, maka tingkat kekerasan akan terus berlanjut dan kekacauan akan meluas di Thailand.

Bisnis tetap jalan

Meski aksi demonstrasi terjadi, namun kantor pemerintahan, bank komersial, dan pasar finansial masih tetap beroperasi seperti biasa.

"Masyarakat akan menjalani aktivitasnya sehari-hari seperti biasa. Demontrasi pada 13 Januari tidak akan menimbulkan chaos karena para pelaku demonstran memastikan akan berkumpul tanpa ada senjata," jelas Surapong Tovichakchaikul, menteri yang bertugas menangani respon pemerintah Thailand. 




TERBARU

[X]
×