Sumber: Reuters | Editor: Asnil Amri
BANGKOK. Oposisi Thailand kembali menggelar demonstrasi di ibukota Bangkok, untuk mendesak pemerintahan Yingluck Shinawatra untuk mundur.
Pemimpin protes mengatakan, diperkirakan ratusan ribu orang akan hadir dalam demonstrasi tersebut. Sabtu (21/12) lalu, oposisi Partai Demokrat mengatakan, akan melakukan boikot pemilu pada 2 Februari mendatang.
Perdana Menteri Yingluck Shinawatra menyerukan untuk menyelenggarakan pemilu pada awal bulan ini, untuk menghentikan protes massa.
Yingluck menang dalam pemilu 2011 lalu, tetapi para pemrotes mengatakan saudaranya- yang merupakan yang digulingkan Thaksin Shinawatra yang kembali berpengaruh.
Pemimpin protes Suthep Thaugsuban mengatakan, dia berharap aksi yang digelar Minggu (22/12) akan meningkatkan desakan kepada Yingluck dan pemerintahannya, seperti diberitakan Bangkok Post.
Pemrotes telah mendirikan panggung di lima lokasi utama dan akan berupaya menghentikan lalu lintas di jalur komersial di ibukota, seperti dilaporkan wartawan BBC di Bangkok Jonathan Head.
Pemimpin militer Thailand telah mengeluarkan peringatkan tentang potensi perbedaan politik yang bisa memicu perang sipil.
Oposisi yang mendukung protes di Bangkok telah menyebabkan kondisi politik di Thailand kembali memanas, sejak 2010 lalu, dengan empat korban tewas dalam bentrokan beberapa pekan lalu.
Dalam keterangan pers Sabtu (21/12) pemimpin Partai Demokrat Abhisit Vejjajiva mengatakan kepada wartawan bahwa, partainya sepakat tidak akan mengajukan kandidat pada pemilu mendatang.
"Masyarakat Thailand telah kehilangan kepercayaan terhadap sistem demokrasi," kata dia, "Politik Thailand berada pada tahap kegagalan,” tambahnya.