kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.555   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.926   28,03   0,41%
  • KOMPAS100 1.005   3,86   0,39%
  • LQ45 777   2,30   0,30%
  • ISSI 221   0,99   0,45%
  • IDX30 403   1,61   0,40%
  • IDXHIDIV20 475   0,87   0,18%
  • IDX80 113   0,26   0,23%
  • IDXV30 115   0,38   0,33%
  • IDXQ30 131   -0,13   -0,10%

Denise Coates: Tidak haus popularitas (2)


Rabu, 04 November 2015 / 14:27 WIB
Denise Coates: Tidak haus popularitas (2)


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Tri Adi

Denise Coates sukses mendulang untung melalui kerja kerasnya. Meski telah mengantongi kekayaan hingga US$ 3 miliar, ia tidak berpangku tangan. Malah, ia masih gemar duduk di balik meja kerjanya yang terletak di sekitar kawasan industri Britannia Stadium, Inggris.

Anak sulung dari pasangan Peter Coates dan Deirdre ini terkenal seorang pekerja keras dan bertangan besi. Denise jarang muncul ke permukaan. Ia juga tak haus popularitas dari media. Ketimbang wawancara tatap muka, Denise memilih meladeni wartawan melalui surat elektronik alias email.

Tak seperti orang tajir pada umumnya yang hadir di acara-acara besar untuk menjalin jaringan, pemiliki domain Bet365 tersebut tak suka terlihat di tengah-tengah publik. Pernah dalam pertandingan olahraga besar, Denise tidak menunjukkan batang hidungnya. Padahal, rekan-rekan bisnisnya sangat menanti kehadiran Denise. "Saya tidak bisa di pertandingan. Saya biasa di tempat kerja," kata Denise menanggapi pertanyaan ketidakhadirannya.

Denise memang tidak berbakat menjadi selebritis. Ia mengakui tidak ingin menikmati perhatian dari publik. Wanita yang suka memerintah ini lebih memilih mengemudikan kendaraan bisnisnya ketimbang muncul di berbagai acara. "Saya bukan seorang sosialita," jelas Denise.

Di Inggris, Denise dikenal sebagai salah satu perempuan yang berhasil mengembangkan bisnisnya. Meski cukup populer, istri Richard Smith tersebut lebih menikmati jika tidak ada satupun orang yang mengenalinya ketika ia berjalan-jalan di tempat umum.

"Saya tidak mengatakan bahwa saya adalah sinar yang tenggelam. Saya benar-benar menikmati bisnis," kata Denise.

Kesan positif lainnya dari Denise adalah kesetiaan kepada tanah kelahirannya, Stoke. Kontribusi Denise terhadap pendapatan daerah melalui pajak cukup besar. Asal tahu saja, perusahaan judi Denise membayar pajak £ 65 juta di tahun 2012. Jumlah ini merupakan separuh dari penerimaan pajak daerah Stoke.

Menurut Denise, Stoke sangat penting baginya. Sebab, ia bekerja dan melakukan bisnis di Stoke. "Saya tidak pernah ingin menghabiskan sebagian waktu saya di luar negeri. Jika saya bisa menghindarinya, saya akan lakukan," terang dia.

Di sisi lain, kesuksesan Denise mengundang komentar miring tentang bisnis yang dijalankan. Maklum, ayah dan anak itu bergelut di industri yang serupa. Peter Coates mengelola tim sepakbola tertua. Sedangkan Denise menggelar bisnis perjudian online. Salah satu sumber pemasukan Bet365 adalah taruhan pertandingan sepakbola.

"Saya rasa ada asumsi yang keliru dibuat media tentang saya bahwa ayah saya ketika Stoke City Football dan saya sukses menjalankan Bet365," papar Denise.

Menurutnya, sang ayah sama takutnya dengan dirinya ketika dihadapkan dengan sebuah pertarungan. Peter Coates berjuang untuk kemenangan timnya. Lalu, Denise menjalankan bisnis taruhan dengan 1.900 pekerja. Setiap tahunnya, Denise menanam modal hingga £ 60 juta saban tahunnya. "Kami bertaruh untuk segalanya. Kami juga adalah pejudi," imbuh Denise.

Duit yang dikeluarkan oleh Denise tidak sia-sia. Sunday Times menyebut kekayaan keluarga Denise meningkat hampir dua kali lipat dalam waktu setahun.

Pada 2013, kekayaan keluarga Denise tercatat US$ 1,2 miliar. Tahun lalu, nilai kekayaan Denise tembus US$ 2,3 miliar. Dalam tiga tahun berturut-turut, dividen yang dikantongi oleh keluarga Denise senilai £ 75 juta setiap tahunnya.

(Bersambung)



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×