Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Diplomat ekonomi utama Departemen Keuangan AS meminta Dana Moneter Internasional (IMF) dan bank-bank pembangunan multilateral untuk bekerja pada cara-cara baru guna menyediakan dukungan likuiditas jangka pendek bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah untuk menangkal krisis utang.
Mengutip Reuters, Jumat (11/10), Jay Shambaugh, wakil menteri keuangan internasional Departemen Keuangan, mengatakan pada acara Atlantic Council bahwa Departemen Keuangan bekerja sama dengan lembaga-lembaga ini "untuk menemukan jalan yang lebih baik" bagi negara-negara dengan utang yang tinggi tetapi berkelanjutan yang menghadapi tekanan likuiditas.
Shambaugh, yang menyoroti kepemilikan saham dominan AS di IMF dan Bank Dunia, mengatakan ia berharap bahwa lembaga-lembaga tersebut dapat membuat kemajuan pada pertemuan tahunan mereka akhir bulan ini dalam mengembangkan mekanisme baru dan perubahan desain program yang memenuhi kebutuhan sejumlah besar negara yang menghadapi guncangan sementara.
Baca Juga: Trump Tebar Ancaman: Tarif 100% untuk Negara yang Tinggalkan Dolar AS
"Jika Anda adalah negara yang berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan dan jika Anda bersedia bekerja sama dengan IMF dan MDB untuk membuka pembiayaan yang signifikan di samping langkah-langkah reformasi yang signifikan, perlu ada paket pembiayaan dari sumber-sumber bilateral, multilateral, dan sektor swasta untuk menjembatani kebutuhan likuiditas Anda dengan cara yang mendukung pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan," kata Shambaugh.
Rencana tersebut akan membutuhkan kerja keras dan inovasi di lembaga-lembaga keuangan internasional.
Ia menambahkan bahwa mereka perlu merancang program pinjaman dan reformasi mereka dengan cara yang menghindari penyesuaian fiskal sementara yang menyebabkan kerugian permanen karena pemotongan investasi penting, seperti untuk infrastruktur.