Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - KEELUNG. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengunjungi pangkalan Angkatan Laut pada Senin (8 Maret) untuk berterima kasih kepada para pelaut dan marinir atas dedikasinya untuk melindungi pulau di tengah ancaman baru dari China.
Dalam sambutannya selama kunjungannya ke Armada ke-131 di Pelabuhan Keelung, Utara Taiwan, Tsai mengatakan, keberanian para prajurit "menunjukkan tekad Angkatan Bersenjata Nasional Taiwan untuk mempertahankan kedaulatan negara kami".
"Kami tidak bakal membiarkan satu inci pun hilang dari tanah kami," kata Tsai, seperti dikutip Channel News Asia.
Pernyataan keras Tsai muncul di tengah peningkatan latihan militer China dan "serangan" hampir setiap hari oleh pesawat militer China ke wilayah udara dekat Taiwan.
China mengklaim Taiwan, yang memisahkan diri di tengah perang saudara pada 1949, sebagai wilayahnya sendiri, dan mengancam akan menggunakan militernya yang besar untuk membawa pulau itu di bawah kendali Beijing.
Baca Juga: China ketat memegang prinsip bahwa Taiwan adalah bagian wilayahnya
China menuduh Tsai dan anggota lainnya dari pemerintahan Partai Progresif Demokratik yang pro-kemerdekaan merusak keamanan di Selat Taiwan.
Beijing memutuskan kontak karena penolakannya untuk mengakui Taiwan sebagai bagian dari China, dan telah berusaha untuk menekan pulau itu melalui isolasi diplomatik serta langkah-langkah ekonomi.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Minggu (7/3) juga menuntut Pemerintahan Joe Biden untuk membatalkan "praktik berbahaya" mantan Presiden Donald Trump yang menunjukkan dukungan kepada Taiwan.
Dia mengatakan, klaim China atas Taiwan adalah "garis merah yang tidak dapat diatasi".
Menyusul pernyataan Wang, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), menyatakan, keprihatinannya tentang upaya China untuk mengintimidasi Taiwan, dengan menyatakan "dukungan kami untuk Taiwan sangat kuat".
Secara terpisah, Wu Qian, juru bicara Kementerian Pertahanan China, menegaskan kembali bahwa China tidak akan "meninggalkan penggunaan kekuatan dan berhak untuk mengambil tindakan apa pun yang diperlukan".