kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Diambang bangkrut, Sharp diprediksi ajukan bailout


Senin, 05 November 2012 / 06:27 WIB
Diambang bangkrut, Sharp diprediksi ajukan bailout
ILUSTRASI. Jika dilakukan dengan benar, interior rumah yang berdinding gelap bisa terlihat menarik.


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Sharp Corp diprediksi akan menjadi perusahaan Jepang besar yang berpotensi bangkrut dalam waktu dekat.

Menurut Fumiaki Sato, co-founder Sangyo Sosei Advisory Inc, dengan nilai obligasi yang jatuh tempo sebesar 200 miliar yen atau US$ 2,5 miliar pada 2013 mendatang, Sharp kemungkinan akan meminta perusahaan milik pemerintah Enterprise Turnaround Initiative Corp (ETIC) atau Innovation Network Corp of Japan pinjaman dana.

Sebelumnya, Sharp telah gagal memenangkan investasi saham senilai 67 miliar yen dari Foxconn Technology Group milik miliarder Terry Gou.

Pada paruh pertama tahun ini, Sharp kekurangan dana tunai senilai 103 miliar yen setelah perusahaan elektronik asal Jepang ini mengalami penurunan permintaan serta meningkatnya persaingan dengan Samsung Electronics Co. Pemberian bailout diprediksi akan dilakukan pemerintah Negeri Sakura, setelah sebelumnya pemerintah Jepang menyelamatkan Japan Airlines Corp dua tahun lalu yang menghapus kepemilikan saham para pemegang sahamnya.    

"Jepang tidak memiliki pilihan lain, namun membantu perusahaan yang membutuhkan bailout mengingat dampak besarnya terhadap perekonomian," jelas Yuuki Sakurai, presiden Fukoku Capital Management Inc do Tokyo. Dia menambahkan, jika Sharp bangkrut, maka akan terjadi peningkatan besar-besaran pada angka pengangguran, termasuk para suplier Sharp. "Dampaknya tidak bisa diabaikan begitu saja," imbuhnya.

Pendapat serupa diungkapkan oleh Yasuo Nakane, analis Deutsche Securities di Tokyo. Dia bilang, Sharp membutuhkan peningkatan modal sebab saat ini perusahaan tersebut tidak mampu membukukan laba dari bisnis yang dilakukan. "Tidak banyak lagi aset yang bisa diserahkan kepada pihak bank, dan perusahaan tidak bisa menjual obligasi. "Melakukan penawaran umum saham juga tidak mungkin dilakukan mengingat harga saham Sharp yang tidak realistis saat ini.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×