Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - VILNUS. Pemerintah Lithuania, Senin (2/9), mengajukan protes ke Kedutaan Besar China, pasca beberapa diplomat negeri tembok raksasa terlibat dalam gangguan pada aksi yang mendukung unjuk rasa di Hong Kong di Vilnius, Ibu Kota Lithuania, bulan lalu.
Kementerian Luar Negeri Lithuania menyatakan, sejumlah diplomat China sudah bertindak "melanggar ketertiban umum" pada acara yang berlangsung 23 Agustus lalu itu. Aksi itu merupakan bentuk solidaritas kepada para demonstran pro-demokrasi di Hong Kong.
"Kami memiliki informasi, beberapa diplomat (China) lebih aktif dari yang seharusnya, dan itu tidak bisa diterima," kata Menteri Luar Negeri Lithuania Linas Linkevicius kepada wartawan, tanpa memerinci lebih lanjut atau menyebut nama diplomat China itu, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Pasca banjir komentar, Zara mendukung penuh kedaulatan China atas Hong Kong
Seorang juru bicara Kepolisian Lithuania mengatakan kepada Reuters, dua warga Tiongkok ditahan dan didenda masing-masing 15 euro, setelah mengibarkan bendera China yang bertujuan mengganggu acara di Vilnus tersebut.
Menjawab protes Lithuania, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang menyebutkan, para diplomatnya di Lithuania tidak melanggar hukum apa pun.
Menurut Geng, "sangat masuk akal" bagi orang Tionghoa perantauan untuk mengekspresikan perlawanan terhadap "perilaku kekerasan dan ilegal di Hong Kong". Tapi, dia berharap, rasa patriotisme bisa mereka tunjukkan secara rasional.
“Mengenai situasi di Lithuania, saya bisa menyampaikan, bahwa para diplomat China di sana telah memenuhi pekerjaan mereka berdasarkan Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik. Mereka tidak melanggar hukum setempat,” tegas Geng, Selasa (3/9), di Beijing.
Baca Juga: Ikutan demo, ratusan siswa SMA Hong Kong membentuk rantai manusia di depan sekolah
Acara di Vilnius berlangsung bersamaan dengan para pendemo membentuk rantai manusia di Hong Kong. Rantai manusia ini terinspirasi aksi serupa di Lithuania, Latvia, dan Estonia pada 1989 silam sebagai wujud protes atas Pemerintahan Uni Soviet.
Mantas Adomenas, anggota Parlemen Lithuania yang mengorganisir acara di Vilnius, mengungkapkan, sebelum polisi turun tangan, beberapa orang yang bertutur dengan bahasa Mandarin membawa bendera China berdesak-desakan dengan para aktivis dan berusaha untuk merebut megafon.
"Setelah penangkapan dua warga negara China, polisi didekati oleh orang-orang yang menunjukkan identitas Kedutaan Besar China dan meminta pembebasan," kata Adomenas mengutip saksi yang sebagian dikuatkan juru bicara Kepolisian Lithuania.
"Saya melihat cuplikan video dari acara itu, dan saya melihat Duta Besar China hadir di sela-sela acara, dan beberapa kali mendekati orang-orang yang melakukan aksi," tambah Adomenas.