Sumber: Reuters | Editor: Dessy Rosalina
MUSIM libur panjang telah usai. Namun sisa-sisa liburan masih terasa. Bagi peritel Amerika Serikat (AS), musim libur Natal dan Tahun Baru menyisakan kenangan pahit. Bagi warga AS, liburan Natal dan Tahun Baru memberikan kado manis. Maklumlah, kala itu peritel berlomba-lomba menawarkan diskon untuk menarik hati pengunjung.
Dengar saja pengalaman Rohit Kumar. Pria berusia 33 tahun ini berhasil membawa gim konsol XBox 360 dan pemutar media digital Chromecast. Dia tiba di toko Best Buy sejak pukul 6 pagi, sehari sebelum Thanksgiving. Diskon Thanksgiving membuat Kumar berhemat US$ 75.
Tentu saja, bagi peritel, berkah liburan memicu kenaikan angka penjualan. Namun, pundi-pundi laba peritel AS justru menyusut. Pemicunya adalah program diskon yang besar-besaran.Memasuki awal tahun 2014, peritel masih sibuk berhitung hasil penjualan dan laba di sepanjang momen liburan. Peritel mengeluh bahwa kantong laba bersih mereka tergerus program diskon.
Tengok saja, Banana Republic, Club Monaco, GAP dan French Connection merupakan sejumlah peritel yang menggelar diskon jumbo. Empat peritel ini memberikan diskon 75%. Tidak hanya itu, mereka juga memotong harga lagi sebesar 30%.
Selain diskon jumbo, kenaikan penjualan yang kurang melejit disebut-sebut menjadi salah satu pemicu turunnya laba peritel AS.
Sederet peritel yang melaporkan penurunan laba, diantaranya ; L Brands Inc, Family Dollar Stores Inc, Zumiez Inc, dan SignetJewelers. Ini adalah jaringan ritel kelas menengah AS. Mereka terpaka menyodorkan potongan harga jumbo. Tujuannya, agar bisa bersaing dengan peritel raksasa. "Diskon yang mereka tawarkan jauh lebih besar dan lebih lama," ujar Joel Bines, Direktur Konsultan AlixPartners
Sepanjang Desember 2013, L Brands, yang mengelola jaringan ritel Victoria Secret, hanya membukukan kenaikan penjualan 2%. Ini jauh di bawah ekspektasi pasar yang mengharapkan kenaikan penjualan 3,7%. Pada periode yang sama, Signet Jewelers hanya membukukan kenaikan penjualan 5%. Sementara jaringan toko Family Dollar's mencatatakan penurunan penjualan 3%.
Namun, bukan berarti nasib peritel kakap AS menangguk berkah melimpah. Wal-Mart, Target Corp dan Macy's Inc, mencatat, jumlah pembeli yang berkunjung ke toko lebih sepi dibandingkan tahun lalu. Mengutip data ShopperTrak, pengunjung yang melangkahkan kaki ke toko-toko di AS sepanjang liburan Natal dan Tahun Baru, turun 14,6%, dibandingkan periode sama di tahun 2012.
Secara total, ShopperTrak menghitung, industri ritel AS hanya membukukan kenaikan penjualan sebesar 2,7% sepanjang momen liburan tahun 2013. Angka ini merekam aktivitas penjualan peritel AS sepanjang bulan November hingga Desember 2013.
Hingga saat ini, angka pasti penjualan peritel AS memang belum dirilis. Namun, sebelumnya Federasi Ritel Nasional AS (NRF) sudah memberikan prediksi stagnan. Tebakan NRF, momen liburan yang diawali pekan Thanksgiving, memicu pendapatan peritel menjadi US$ 40,5 atau naik tipis 2,2% dari tahun 2012 lalu.













