Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - CARACAS. Krisis ekonomi yang makin akut membuat posisi Presiden Venezuela Nicolás Maduro makin terjepit. Teranyar, Maduro mengakui mata uang dolar AS akan bisa menyelamatkan ekonomi Venezuela dari krisis.
Padahal dulunya, Maduro melarang penggunaan mata uang dolar AS dalam transaksi di Venezuela.
Reuters melaporkan, secara simbolis, Maduro pada Minggu (17/11), memeluk mata uang Amerika Serikat (AS) tersebut dan menyebutnya sebagai "katup penyelamat" yang dapat membantu Venezuela mengatasi krisis ekonomi di tengah sanksi AS yang bertujuan memaksa dia untuk mundur kekuasaan.
Baca Juga: PBB ingatkan kekerasan di Bolivia dapat lepas kendali
Baru-baru ini, konsultan yang berbasis di Caracas, Ecoanalitica, memperkirakan 53,8% transaksi dalam 15 hari pertama bulan Oktober 2019 di Venezuela dilakukan dalam dolar, menurut sebuah sampel dari tujuh kota utama negara itu. Bahkan di kota Maracaibo yang kaya minyak, transaksi dalam dolar AS mencapai 86% dari total transaksi di kota tersebut.
Mata uang Venezuela, bolivar, telah terdepresiasi lebih dari 90% tahun ini. Sementara hiperinflasi dalam sembilan bulan pertama tahun ini telah mencapai 4,680%, menurut data bank sentral Venezuela.
Inflasi supertinggi telah memangkas daya beli Venezuela. "Saya tidak melihatnya sebagai hal yang buruk ... proses yang mereka sebut 'dolarisasi'," kata Maduro dalam wawancara yang disiarkan di saluran televisi Televen seperti dilansir Reuters.
"Ini dapat membantu pemulihan negara dan ekonomi ... Syukurlah, itu ada," imbuh pemimpin sosialis itu.
Baca Juga: Daftar 32 negara paling korup dunia hasil riset World Economic Forum
Maduro, yang setidaknya sampai 2018 melarang penggunaan dolar AS, menambahkan, sementara ia masih mengevaluasi transaksi dalam mata uang AS yang telah tumbuh dalam beberapa bulan terakhir, bolivar akan terus beredar sebagai mata uang resmi.