Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Sejak 2003, nilai tukar resmi telah ditetapkan oleh bank sentral Venezuela, tetapi kursnya menjadi semakin fleksibel.
"Venezuela akan selalu memiliki mata uangnya ... kami akan selalu memiliki bolivar dan kami akan memulihkannya dan kami akan mempertahankannya," kata Maduro dalam sebuah wawancara dengan José Vicente Rangel, seorang politisi kiri dan wakil presiden selama pemerintahan Hugo Chávez .
Di bawah sanksi AS yang semakin parah, bank sentral telah mulai menyuntikkan euro ke dalam perekonomian. Pemerintah dan perusahaan minyak negara PDVSA bahkan sudah mulai membayar kontraktor dengan mata uang tunggal Uni Eropa tersebut.
Baca Juga: OPEC prediksi permintaan minyak global melesu hingga 2023
Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido menanggapi aksi Maduro tersebut sebagai bentuk pengakuan kekalahan.
"Kegagalan diakui hari ini. Dia mengakui bahwa mata uang kita bahkan tidak dapat memiliki nilai," kata Guaido.
Guaido, yang kini mengetuai Majelis Nasional Venezuela telah meminta perubahan pasal-pasal konstitusi untuk menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela.
Maduro sendiri menyebut pemimpin oposisi tersebut "boneka" yang didukung AS.
Krisis ekonomi Venezuela telah menghasilkan krisis kemanusiaan dan migrasi paksa lebih dari 4 juta rakyat Venezuela, menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca Juga: Daftar 32 negara paling korup dunia hasil riset World Economic Forum