kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ekonomi Malaysia Tumbuh Lebih Cepat dari Perkiraan Pada Q3 2023


Jumat, 17 November 2023 / 16:25 WIB
Ekonomi Malaysia Tumbuh Lebih Cepat dari Perkiraan Pada Q3 2023
ILUSTRASI. Uang kertas Ringgit Malaysia terlihat dalam foto ilustrasi ini, 1 Juni 2017.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

Ekonomi Malaysia - Ekonomi Malaysia secara mengejutkan berhasil tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal ketiga (Q3) tahun ini. Bank sentral kini memperkirakan permintaan domestik yang tinggi akan terus mengimbangi perlambatan ekspor.

Mengutip Reuters, produk domestik bruto (PDB) Malaysia meningkat 3,3% dari tahun sebelumnya pada periode Juli-September tahun ini. 

Data dari Bank Negara Malaysia (BNM) dan Departemen Statistik juga menunjukkan bahwa pencapaian itu berhasil mengalahkan perkiraan analis yang menyebut pertumbuhan hanya mencapai 3%.

Gubernur BNM Abdul Rasheed Ghaffour mengatakan, pertumbuhan ekonomi Malaysia diperkirakan akan memenuhi target pemerintah sebesar 4% tahun ini. Situasi itu didorong oleh kuatnya belanja domestik, membaiknya kondisi pasar tenaga kerja, dan meningkatnya pariwisata.

Baca Juga: Emas Menuju Kenaikan Mingguan Pertama Setelah Turun Tiga Pekan

"Fundamental perekonomian Malaysia tetap kuat dan mendukung pertumbuhan ke depan. PDB telah melampaui tingkat sebelum pandemi," kata Ghaffour.

Untuk tahun 2024, pemerintah Malaysia memperkirakan perekonomian akan tumbuh antara 4% hingga 5%.

Secara umum, perekonomian Asia Tenggara sedang menghadapi pertumbuhan yang jauh lebih lambat tahun ini. Padahal di tahun sebelumnya, perekonomian kawasan ini berhasil mencapai pertumbuhan tertinggi dalam 22 tahun sebesar 8,7%. Rekor itu bahkan terjadi di tengah melemahnya permintaan internasional.

Baca Juga: Startup Supermom Ekspansi ke Indonesia,Gandeng 25 Merek Singapura &Buka Peluang Kerja

Sebagai pemasok utama minyak sawit dan semikonduktor global, Malaysia sendiri mengalami penurunan ekspor sebesar 12% pada Q3. 

BNM kemudian memperingatkan risiko akibat permintaan eksternal yang lebih lemah dari perkiraan dan penurunan produksi komoditas, sambil mempertahankan suku bunga utama pada angka 3,00% pada awal bulan ini di tengah moderasi inflasi.

"Inflasi umum mencapai 2% pada kuartal ketiga, dan diperkirakan akan tetap rendah hingga tahun depan. Dalam jangka panjang, kami yakin ringgit akan mencerminkan fundamental fundamental yang cukup kuat," pungas Ghaffour.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×