Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Adi Wikanto
Hong Kong. Strategi Jack Ma, pendiri Alibaba Group Holding Ltd, mendorong pertumbuhan penjualan ke daerah-daerah pinggiran China berbuah manis.
Perusahaan e-commerce kelas kakap yang berbasis di China tersebut berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba nan kinclong.
Seperti dilansir Bloomberg, bisnis Alibaba berkembang pesat ditengah perlambatan ekonomi global yang terjadi saat ini.
Penjualannya melonjak 32% menjadi 34,5 miliar yuan atau setara US$ 5,2 miliar pada kuartal terakhir tahun lalu dan laba bersihnya tercatat tumbuh dua kali lipat menjadi 12,5 miliar yuan.
Hal ini didorong oleh upaya Ma menekan daya beli di daerah pedesaan, dimana setengah dari populasi China tersebar.
Ia melihat peluang uang yang dibelanjakan melalui aplikasi mobile dan iklan.
Ketika itulah ia hadir di daerah-daerah pinggiran China menawarkan pembelian lengkap dengan jasa pengiriman.
Selain itu, Ma juga memanfaatkan kekuatan pasar kelas menengah dan pergerakan perekonomian China dari sektor industri ke konsumsi.
“Strategi kami adalah menjual barang dari perkotaan ke desa-desa dan membantu petani menjual produk pertanian untuk orang-orang yang hidup di kota,” tutur Daniel Zhang, Direktur Utama Alibaba, kemarin.
Di daerah-daerah pinggiran China, Alibaba memperkenalkan komputer dan menyediakan jaringan gratis.
Bersama dengan pejabat setempat, Alibaba memberikan pelatihan bagi calon pembeli potensial dan tenaga penjualnya.
Ini berarti, Alibaba tidak cuma mencari peluang pasar, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan. Saat ini, sudah 12.000 komputer tersebar di desa-desa di China.
“Alibaba melanjutkan pertumbuhan bisnisnya, seiring dengan peningkatan kelas menengah yang sangat ambisius dalam mendongkrak sektor konsumsi China. Sembari juga melanjutkan investasinya pada mobile dan menyederhanakan metode pembayaran untuk pembelian virtual dan aktual,” ucap Brian Buchwald, Direktur Utama Bomoda New York, perusahaan intelijen konsumen yang fokus menggarap pasar China.
Untuk jangka panjang, Ma menyiapkan investasi pada konten video, media, layanan on-demand dan komputasi cloud untuk menggerakkan sumber pendapatan baru.
Pasalnya, meski bertumbuh, sinyal perlambatan tetap terlihat.
Lihatlah, volume barang gross untuk ritelnya cuma naik 22% menjadi 964 miliar yuan atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya, yaitu 28%.
Saham Alibaba juga turun 3,8% pada pembukaan pasar di New York menjadi US$ 66,92, Kamis (28/1).
Penurunan harga saham ini juga tidak terlepas dari kekhawatiran investor terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi China.
Maggie Wu, Direktur Keuangan Alibaba mengungkapkan, pihaknya berharap pendapatan Alibaba akan bertumbuh lebih cepat dari total transaksinya.
Pada November lalu, Alibaba mencetak rekor kenaikan pendapatan tertinggi setelah menggelar promosi Hari Lajang.
Penjualannya ketika itu mencapai 91,2 miliar yuan atau melesat 60% dari tahun sebelumnya.
“Alibaba berada pada jalur yang tepat untuk menggaet lebih banyak pembeli di daerah-daerah pinggiran China. Tahun lalu, Alibaba menutup tahun dengan 407 juta pembeli aktif atau naik 5% dari kuartal ketiga. Ma telah mematok target untuk mengantongi 50% dari pendapatan perusahaan dari luar China,” ujar Li Yujie, Analis RHB Research Institute Sdn Hong Kong.
Investor Alibaba menyoroti pengawasan pada pemalsuan produk atau situs web perusahaan, seperti Taobao Marketplace yang merupakan risiko dalam kegiatan usahanya di tahun ini.
Meski begitu, perusahaan berkomitmen untuk memerangi pemalsuan, menjaga citra bisnis tahun depan untuk memenangkan kepercayaan konsumen dari dalam dan luar negeri.
Layanan internet
Selain membukukan kinerja penjualan dan pendapatan yang kinclong, Alibaba juga mengantongi pendapatan dari unit usahanya yang lain, yaitu komputasi cloud. Pendapatan lini ini tumbuh 126% menjadi 819 juta yuan.
Kepemilikan Alibaba pada unit AliCloud sebesar US$ 1 miliar. Investasi itu didasarkan pada keyakinan permintaan untuk pengolahan dan penyimpanan dari pihak pemerintah dan perusahaan swasta akan mendorong pertumbuhan hingga satu dekade ke depan.
AliCloud sendiri dibentuk untuk menandingi Amazon.com pada layanan komputasi.
Sebagai penyedia layanan pemesanan makanan, perawatan kecantikan, dan merekrut pembantu rumah tangga, Alibaba juga bersaing dengan Tencent Holdings Ltd dan Baidu Inc.
Pengguna layanan ini dibidik naik 29% menjadi 400 juta pada akhir tahun depan dengan total transaksi penjualan mencapai 7,28 triliun pada tahun 2017.