Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Pengiriman daging sapi dari Amerika Serikat (AS) kemungkinan besar akan mengalami kenaikan sebesar 7% tahun ini. Sebab, permintaan akan produk ini dari Jepang dan Korea Selatan terus mengalami kenaikan yang signifikan.
Menurut Philip Seng, President and CEO US Meat Export Federation, tingkat ekspor daging sapi akan mengalami peningkatan menjadi 1 juta metrik ton. Dia bilang, hal ini disebabkan tingkat pengiriman ke dua negara di Asia akan menembus angka 200.000 ton.
Dengan naiknya tingkat ekspor, hal itu akan membantu mengisi kekosongan permintaan yang melorot di dalam negeri di tengah krisis finansial global. Sebaliknya, jika tingkat impor daging sapi meningkat, hal itu akan memukul para produsen daging sapi lokal sekaligus menggerus permintaan biji-bijian untuk makanan ternak dari Jepang dan Korsel.
“Kami sudah menambah akses ke pasar Korea, demikian pula halnya ke pasar Jepang,” kata Seng.
Jepang dan Korsel kemungkinan akan menjadi pasar ekspor daging sapi ketiga terbesar bagi Amrik tahun ini, di mana setiap negara masing-masing membeli 100.000 ton. Pasar pertama daging sapi AS adalah Meksiko, sedangkan posisi kedua ditempati Kanada. Permintaan dari kedua negara ini diperkirakan tidak akan mengalami peningkatan akibat menguatnya dolar.
Sekadar tambahan, impor daging sapi Korsel dari AS pada tahun lalu melampaui angka 57.000 ton setelah dicabutnya larangan impor daging sapi dari Negeri Paman Sam. Korsel memberlakukan larangan impor setelah menemukan kasus penyakit sapi gila pada tahun 2003.
Menurut Seng, permintaan daging sapi global diperkirakan akan mengalami penurunan tajam tahun ini akibat melempemnya perekonomian dan tingginya angka pengangguran. Sementara, produsen daging sapi dunia akan mengurangi kapasitas produksi mereka dari 59,2 juta ton di tahun 2008 menjadi 58,9 juta ton pada tahun ini. “Ini sejalan dengan penurunan permintaan,” imbuhnya.