Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SAN FRANCISCO. Pemilik baru Twitter Elon Musk membantah laporan The New York Times tentang tudingan bahwa dirinya memberhentikan karyawan Twitter pada tanggal lebih cepat dari 1 November untuk menghindari hibah saham yang jatuh tempo pada hari itu.
Melansir Reuters, saat menanggapi pertanyaan pengguna Twitter tentang PHK, Musk menuliskan tweet: "Ini salah."
Sebelumnya, The New York Times melaporkan pada hari Sabtu bahwa Musk telah memerintahkan pemutusan hubungan kerja di seluruh perusahaan, dengan beberapa tim untuk dipangkas lebih dulu dari yang lain. PHK akan dilakukan sebelum tanggal 1 November, ketika karyawan dijadwalkan untuk menerima hibah saham sebagai bagian dari kompensasi mereka.
Mengutip sumber anonim yang mengetahui masalah ini, Times melaporkan pemotongan bisa dimulai secepat-cepatnya hari Sabtu.
Menurut laporan media pada hari Sabtu, Musk memecat eksekutif puncak dalam upaya untuk menghindari pembayaran pesangon yang besar, sambil mempersiapkan agenda PHK lainnya paling cepat hari Sabtu.
Reuters memberitakan, Musk memecat Chief Executive Twitter Parag Agrawal, Chief Financial Officer Ned Segal dan kepala urusan hukum dan kebijakan Vijaya Gadde setelah menyelesaikan pembelian Twitter senilai US$ 44 miliar dari platform media sosial pada hari Kamis.
Baca Juga: Berapa Kekayaan Elon Musk Setelah Beli Twitter dan Bagaimana Ia Jadi Begitu Kaya?
Musk menuduh ketiganya memberikan informasi menyesatkan kepadanya dan investor atas jumlah akun palsu di platform. Menurut firma riset Equilar, para eksekutif seharusnya menerima kompensasi pemisahan dengan total sekitar US$ 122 juta.
Mengutip sumber tak dikenal yang mengetahui masalah ini, The Information melaporkan bahwa Elon Musk memberhentikan empat eksekutif Twitter teratas, termasuk Agrawal dan Segal "karena alasan", dalam upaya nyata untuk menghindari uang pesangon dan penghargaan saham yang tidak diberikan.
Saat dikonfirmasi mengenai hal ini, Twitter tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Baca Juga: 8 Pemikiran Elon Musk yang Mendorong Dia Membeli Twitter, Inspiratif!
Reuters juga kesulitan menghubungi para eksekutif yang dipecat.
Direktur penelitian di Equilar Courtney Yu mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat bahwa eksekutif yang dipecat harus mendapatkan pembayaran (pesangon) ini kecuali Elon Musk memiliki alasan untuk penghentian, dengan penyebab dalam kasus ini biasanya karena mereka melanggar hukum atau melanggar kebijakan perusahaan.