Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW DELHI. Jutaan warga India menggelar pesta kembang api pada minggu malam (3/11) kemarin. Hingar bingar kembang api yang menyemarakkan langit di sejumlah kawasan di India ini menandakan dibukanya festival Diwali, atau yang lebih dikenal dengan Hindu Festival of Lights.
Warga di seluruh India merayakannya dengan kerabat dan relasi dan menghiasi rumah mereka dengan lentera-lentera dan lampu-lampu cantik lainnya.
Pesta kembang api yang berlangsung hingga tengah malam tersebut diprediksi akan menyebabkan awan kelabu atau polusi di India dalam beberapa hari ke depan.
Untuk mengurangi dampak polusi tersebut, pemerintah India mengeluarkan peraturan pembatasan jumlah kembang api yang dinyalakan. Selain itu, sejumlah sekolah di India juga mengirimkan surat kepada orangtua murid untuk tidak membeli kembang api.
Sebelumnya, Badan Pusat Pengendalian Polusi India mengatakan pihaknya akan melakukan pengawasan kualitas udara dan tingkat kebisingan suara kembang api pada Minggu kemarin di sejumlah lokasi, terutama di New Delhi yang merupakan ibukota India.
SK Tyagi, ahli senior di badan polusi tersebut mengungkapkan, tingkat kebisingan suara pada festival Diwali tahun lalu lebih rendah dibanding 2011. Hal ini disebabkan oleh penggunaan kembang api yang tingkat kebisingan suaranya kecil.
Di sisi lain, guncangan ekonomi India beberapa waktu terakhir turut berdampak pada perayaan Diwali tahun ini.
Di pasar grosir New Delhi, pemilik toko Mahesh Chand Sagar mengakui guncangan ekonomi turut berdampak pada penjualan.
"Memenuhi kebutuhan dasar saja sudah sulit. Bagaimana masyarakat mampu membeli barang-barang dekoratif?" jelas Sagar, yang merupakan penjual permen dan alat-alat dekorasi pesta di New Delhi.
Biasanya, warga India juga kerap membeli emas saat perayaan ini, termasuk perhiasan, koin dan patung-patung kecil gajah Ganesha. Namun, pemerintah sudah mengeluarkan kenaikan pajak baru atas impor emas. Hal ini mengerek harga emas cukup tinggi sehingga banyak warga India yang tidak mampu membelinya.h