Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Kantor Presiden Rodrigo Duterte, yang telah menjadi pendukung setia China, mengatakan pihaknya mengetahui insiden di kawanan itu. "Kami akan terus menegaskan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksi kami," kata juru bicara penjabat Karlo Nograles.
Sebelum insiden itu, Penasihat Keamanan Nasional Hermogenes Esperon mengatakan pihak berwenang telah melihat kehadiran yang tidak biasa dari milisi maritim China di dekat atol dan pulau Thitu yang diduduki Filipina. China membantah mengoperasikan milisi.
Ada 19 kapal di dekat Second Thomas Shoal minggu lalu, dan 45 di dekat Pulau Thitu, kata Esperon kepada wartawan, menggambarkan mereka sebagai "sangat agresif".