kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Filipina tuding 220 kapal China mengepung Laut China Selatan, ini jawaban Beijing


Selasa, 23 Maret 2021 / 09:13 WIB
Filipina tuding 220 kapal China mengepung Laut China Selatan, ini jawaban Beijing
ILUSTRASI. Filipina telah mengeluhkan kehadiran kapal-kapal China yang mengerumuni dan mengancam di perairan yang disengketakan di Laut China Selatan.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LAUT CHINA SELATAN. Filipina telah mengeluhkan kehadiran kapal-kapal China yang mengerumuni dan mengancam di perairan yang disengketakan di Laut China Selatan.

Melansir Sky News, para pejabat mengatakan pada Minggu (21/3/2021), bahwa sekitar 220 kapal, yang mereka yakini dikemudikan oleh milisi China, terlihat berlabuh di Whitsun Reef pada 7 Maret 2021.

Kedutaan Besar China di Manila mengatakan klaim itu menyebabkan gangguan yang tidak perlu. Kedubes China juga menegaskan, mereka hanyalah perahu nelayan yang berlindung dari laut yang ganas.

Sengketa rantai pulau kecil di kawasan itu telah berlangsung selama bertahun-tahun antara China dan negara tetangga seperti Vietnam, Filipina, dan Malaysia.

Baca Juga: 2 Jet tempur Taiwan jatuh saat latihan, di tengah tekanan militer China

Pihak berwenang di Filipina telah menuntut agar kapal-kapal tersebut segera meninggalkan terumbu karang,  yang disebut Terumbu Julian Felipe.

Sky News memberitakan, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana, mengatakan aksi itu adalah tindakan provokatif yang jelas untuk memiliterisasi daerah itu.

"Pengerahan yang terus berlanjut, kehadiran dan aktivitas kapal China yang berlarut-larut melanggar kedaulatan Filipina," tambah Kementerian Luar Negeri Filipina seperti yang dikutip Sky News.

Baca Juga: Gelar latihan militer sebulan penuh, tiga titik perairan berikut jadi fokus China

"Kehadiran mereka yang mengerumuni dan mengancam menciptakan suasana ketidakstabilan dan secara terang-terangan mengabaikan komitmen China untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan itu," tambahnya.

Pengadilan internasional pada tahun 2016 menolak klaim China atas 90% Laut China Selatan, sebuah putusan yang tidak diakui negara tersebut.

Sejak saat itu, China telah membangun pulau-pulau buatan di perairan yang disengketakan, lengkap dengan radar, rudal, dan landasan pacu. Akan tetapi China mengatakan itu untuk tujuan pertahanan dan bertindak sesuai haknya.

Selanjutnya: Beijing: Pernyataan AS-Jepang sangat mencampuri urusan dalam negeri China




TERBARU

[X]
×