CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Filipina Tuntut China Ganti Rugi Kerusakan dan Mengembalikan Senjata


Jumat, 21 Juni 2024 / 07:07 WIB
Filipina Tuntut China Ganti Rugi Kerusakan dan Mengembalikan Senjata
ILUSTRASI. Filipina mengatakan, penjaga pantai China ?menjarah? senjata api dan menghancurkan kapal-kapal Filipina selama bentrokan di Laut China Selatan minggu ini.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MANILA. Para pejabat militer Filipina mengatakan, penjaga pantai China “menjarah” senjata api dan menghancurkan kapal-kapal Filipina selama bentrokan di Laut China Selatan minggu ini. 

Insiden tersebut mendorong Manila untuk menuntut kompensasi dari Beijing.

“Mereka tidak mempunyai hak atau wewenang hukum untuk membajak operasi kami dan menghancurkan kapal-kapal Filipina yang beroperasi di zona ekonomi eksklusif kami,” jelas kepala militer Filipina Romeo Brawner Jr. 

Dia menambahkan, “Mereka bertingkah seperti bajak laut.”

Mengutip Bloomberg, menurut Alfonso Torres Jr., kepala Angkatan Bersenjata Komando Barat Filipina, Personil Penjaga Pantai China “secara ilegal” menaiki perahu karet Filipina selama misi pasokan Manila pada hari Senin ke pos terdepan militernya di Second Thomas Shoal. 

Mereka kemudian menyita dan membongkar senjata api yang ditemukan di kapal Filipina.

Baca Juga: Filipina Desak China Hindari Tindakan Berbahaya di Laut China Selatan

“Senjata api dijarah,” kata Torres.

Dia juga menambahkan bahwa awak kapal China juga “sengaja menusuk” perahu karet Filipina menggunakan pisau dan benda runcing lainnya selama pertemuan tersebut.

Rincian pertemuan pada hari Senin, terungkap ketika Filipina dan negara-negara lain mengecam tindakan terbaru Tiongkok. Kejadian itu merupakan salah satu insiden paling serius antara kedua negara di jalur air yang kaya sumber daya dan disengketakan.

Sementara, China pada hari Rabu menyatakan bahwa langkah-langkah penegakan hukum yang diambil oleh penjaga pantainya profesional.

“Mereka hanya menghentikan kapal-kapal Filipina melakukan transportasi ilegal. Tidak ada tindakan langsung yang diambil terhadap personel Filipina,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian pada pengarahan rutin di Beijing.

Jian menuduh Manila melakukan “penyelundupan” senjata dan bahan bangunan, dan berupaya menduduki Second Thomas Shoal.

Baca Juga: Konflik di Laut China Selatan Memanas, Filipina Mulai Berani Hadapi China



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×