Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan antara CEO Tesla Elon Musk dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memasuki babak baru yang lebih tegang, setelah upaya langsung Musk untuk meyakinkan Trump agar membatalkan kebijakan tarif impor berujung pada kegagalan.
Menurut laporan dari The Washington Post yang dikutip oleh Reuters, pertemuan akhir pekan lalu menjadi intervensi paling terbuka yang pernah dilakukan oleh Musk terhadap kebijakan ekonomi presiden yang ia pernah dukung.
Langkah ini terjadi tidak lama setelah Trump mengumumkan tarif dasar sebesar 10% untuk seluruh impor ke Amerika Serikat, serta tarif tambahan yang lebih tinggi terhadap puluhan negara lainnya.
Baca Juga: Usai Bermain Golf, Trump Kembali Layangkan Ancaman Tarif bagi Negara-Negara di Dunia
Elon Musk Serukan Perdagangan Bebas dengan Eropa
Dalam sebuah forum virtual yang diselenggarakan oleh Partai sayap kanan Italia di Florence, Elon Musk—yang juga dikenal sebagai penasihat kebijakan efisiensi Trump—menyerukan agar diberlakukan perdagangan bebas tanpa tarif antara Amerika Serikat dan Eropa.
Seruan ini muncul di tengah kekhawatiran atas dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kebijakan tarif Trump yang semakin agresif.
Meski Musk dikenal sebagai pendukung reformasi efisiensi anggaran dan pengurangan belanja publik yang boros, sikapnya dalam isu tarif menunjukkan adanya perbedaan mendasar dengan pendekatan proteksionis yang saat ini diambil oleh Gedung Putih.
Dampak Langsung Terhadap Tesla: Penjualan Merosot, Saham Tertekan
Kebijakan tarif otomotif yang diberlakukan Trump terbukti memberikan tekanan besar terhadap Tesla.
Baca Juga: Warren Buffett Raup Cuan Besar di Tengah Badai Tarif Trump yang Guncang Pasar Global
Perusahaan yang dipimpin oleh Musk tersebut mengalami penurunan penjualan kuartalan secara tajam, di tengah reaksi pasar yang kurang positif terhadap keterlibatan Musk dalam proyek “Department of Government Efficiency”—sebuah lembaga baru yang dibentuk untuk memangkas pemborosan di birokrasi federal.
Saham Tesla ditutup pada level US$233,29 pada penutupan perdagangan Senin, mencatat penurunan lebih dari 42% sejak awal tahun 2025. Musk sendiri pernah menyebut dampak tarif tersebut terhadap Tesla sebagai sesuatu yang “signifikan” dan mengancam daya saing industri otomotif nasional.
Para ekonom memperingatkan bahwa tarif impor baru ini dapat memicu kembali inflasi, memperbesar risiko terjadinya resesi di Amerika Serikat, serta meningkatkan biaya hidup bagi keluarga kelas menengah
