Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Perekonomian Korea Selatan diprediksi akan anjlok sampai 2,3 persen di tahun 2020 ini. Penyebabnya tidak lain tidak bukan adalah wabah virus corona.
Menurut analisis Korea Economic Research Institute (KERI), perekonomian negara ini akan mulai menurun sebesar 1,7 persen di semester pertama, dan 2,9 persen di semester kedua. Prospek pertumbuhan KERI ini jauh lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan 0,1 persen yang dibuat oleh Bank of Korea pada bulan Juni lalu.
Jika benar terjadi, ini akan jadi kontraksi ekonomi pertama Korea Selatan sejak penurunan sebesar 5,1 persen pada tahun 1998 lalu akibat krisis valuta asing.
"Meskipun sudah ada upaya habis-habisan untuk mengatasai dampak dari pandemi COVID-19, sulit bagi ekonomi Korea untuk menghindari perlambatan tajam karena fundamental ekonomi tetap lemah sementara pemulihan ekonomi global juga melambat," ungkap KERI, seperti dikutip dari Yonhap.
Baca Juga: Corona di Korea: Infeksi Covid-19 baru turun untuk empat hari berturut-turut
KERI juga memprediksi pengeluaran pribadi akan turun 3,7 persen selama tahun 2020 karena sentimen konsumen akan tetap tenang di tengah pendapatan perusahaan yang cukup baik.
Sementara sektor eskpor yang merupakan salah satu pilar utama perekonomian Korea Selatan juga diprediksi akan menyusut 2,2 persen tahun ini.
Tentunya ini juga merupakan dampak dari wabah COVID-19 yang bukan cuma berpengaruh pada Korea Selatan, tapi juga pada ekonomi global.
Sektor lain yang juga diprediksi akan mengalami kesulitan adalah investasi fasilitas dengan penurunan 18,7 persen serta investasi konstruksi sebesar 13,5 persen.
Baca Juga: Perdana, latihan gabungan militer Korea Selatan dan AS berpotensi batal dilakukan
Sejak wabah COVID-19 melanda dunia, Korea Selatan jadi salah satu negara yang cukup cepat merasakan dampaknya. Kasus pertama tercatat pada 20 Januari 2020 lalu.
Sekarang sudah ada 13.417 kasus dengan 289 kematian. Beruntung angka pasien sembuh di Negeri Ginseng ini juga cukup tinggi, yakni 12.178 kesembuhan.
Pada hari Minggu (12/7), kasus infeksi baru di Korea Selatan bermunculan kembali. Pusat penyebaran berada di kota Seoul dan Gwangju.
Kepadatan penduduk di Seoul dinilai bertanggung jawab pada penyebaran virus ke wilayah yang ada di sekitarnya. Penyebaran ini sampai sekarang masih terus terjadi.