Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
MICHIGAN. Dampak krisis subprime yang melanda Amerika Serikat (AS) masih terus memakan korban. Korbannya kali ini adalah Goodyear. Kemarin sore, produsen ban terbesar AS itu mengumumkan rencananya untuk menutup sekitar 92 gerai atau toko ecerannya di AS paling lama akhir tahun ini. Padahal, jika ditotal, jumlah pekerja tetap dari seluruh gerai tersebut mencapai 500 orang.
Dari 92 gerai itu, 11% di antaranya berada di kawasan Amerika Utara. Goodyear beralasan, penutupan gerai tersebut dilatarbelakangi adanya kerugian yang jika ditotal jumlahnya mencapai US$ 9 juta. “Dengan menjalankan kebijakan ini, akan memberikan ruang bagi kami untuk lebih fokus pada lokasi yang memiliki potensi keuntungan jangka panjang,” kata Scott Vogel, wakil direktur untuk retail di Amerika Utara, kemarin.
Menurut juru bicara Goodyear Keith Price, beberapa dari gerai tersebut, kemungkinan masih akan tetap beroperasi, namun dengan kepemilikan manajemen yang berbeda. Berdasarkan laporan tahunan Goodyear, pada akhir tahun lalu, perusahaan tersebut memiliki sekitar 815 gerai di Amerika Utara.
Untuk menjalankan kebijakannya itu, diperkirakan, Goodyear harus mengeluarkan dana sekitar US$ 30 juta. Sebagian dari jumlah tersebut akan dikeluarkan pada kuartal III ini.
Sekadar informasi, pada kuartal II lalu, Goodyear melaporkan adanya peningkatan keuntungan pada kuartal II lalu sebesar 34%, yang didapat dengan menaikkan harga jual ban. Meski demikian, permintaan ban di Amerika Utara melorot tajam. Sepanjang tahun 2008 ini, saham Goodyear telah mengalami penurunan sebesar 28%.