Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Facebook, Google, Microsoft dan Amazon berusaha untuk bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob untuk meminta agar kapal asing diizinkan untuk memperbaiki kabel bawah laut di perairan negara itu.
Mengutip Reuters, Sabtu (4/9), juru bicara Google Alphabet Inc mengatakan, raksasa teknologi itu mengirim surat ke kantor perdana menteri baru pada Rabu lalu, untuk membahas kebijakan cabotage negara, mencari pemulihan dari pengecualian yang dicabut tahun lalu di bawah pemerintahan sebelumnya.
Upaya komunikasi dengan perdana menteri ini dipimpin oleh badan internet nasional, Malaysia Internet Exchange (MyIX).
Facebook Inc, Microsoft Corp, Amazon.com Inc dan MyIX tidak segera menanggapi pernyataan Reuters atas surat tersebut. Kantor Perdana Menteri atau Kementerian Transportasi juga belum memberikan tanggapan.
Baca Juga: Wall Street mixed, dipicu sentimen data laporan pekerjaan AS yang mengecewakan
Kementerian pada November lalu membatalkan pengecualian yang diberikan pada 2019, yang memungkinkan kapal non Malaysia untuk melakukan perbaikan kabel bawah laut di perairan negara itu.
Raksasa teknologi itu juga menulis surat kepada perdana menteri saat itu, Muhyiddin Yassin untuk mengembalikan pengecualian tersebut.
Ismail Sabri mengambil alih jabatan perdana menteri dua pekan lalu setelah Muhyiddin kehilangan mayoritas parlementernya.
Kelompok teknologi mengatakan sangat prihatin tentang keputusan tahun lalu.
"Pengecualian ini telah memastikan bahwa pekerjaan perbaikan kabel bawah laut dapat dilakukan secara efisien dalam jangka waktu yang singkat, sehingga meminimalkan durasi dan dampak ekonomi dari gangguan kabel," kata surat mereka, menurut The Edge.