Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai CEO Tesla, Elon Musk biasanya dianggap sebagai sosok yang membawa perusahaan tersebut ke puncak kesuksesan.
Namun, pada tahun 2020, Musk melakukan sesuatu yang cukup mengejutkan ia mengirimkan sebuah tweet yang mengakibatkan penurunan saham Tesla sebesar US$14 miliar (Rp 221 triliun).
Tidak sedikit yang terkejut, mengingat Musk adalah salah satu orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih melebihi US$400 miliar.
Tweet yang Menjadi Biang Kerok Penurunan Saham
Pada saat itu, Tesla mengalami lonjakan besar dalam valuasi pasar, tetapi Musk tampaknya merasa saham perusahaan tersebut terlalu mahal.
Baca Juga: Hakim Buka Jalan bagi Elon Musk Ajukan Banding Terkait Gaji di Tesla US$56 Miliar
Ddalam sebuah tweet yang hanya terdiri dari enam kata, Musk menulis: "Tesla stock price too high imo" (Harga saham Tesla terlalu tinggi menurut saya).
Enam kata tersebut memicu reaksi langsung di pasar saham, menyebabkan harga saham Tesla jatuh hingga 12% dalam waktu singkat sebelum akhirnya ditutup dengan penurunan 10.3%.
Menurut laporan CNBC dikutip unilad.com, tweet Musk menghapus nilai pasar Tesla sebesar US$14 miliar.
Tak hanya itu, tweet tersebut juga berimbas pada kekayaan pribadi Musk, yang kehilangan sekitar US$3 miliar dari kepemilikannya di perusahaan tersebut.
Walaupun begitu, meski mengalami kerugian besar akibat tweet tersebut, Tesla tetap bertahan dan bahkan kini memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$1,31 triliun pada Desember 2024.
Baca Juga: Kekayaan Elon Musk Menembus Rekor: Perjalanan Menuju Rp 6.336 Triliun
Reaksi Pasar dan Investor
Reaksi pasar terhadap tweet Musk tidak mengejutkan banyak orang, mengingat peran besar Musk dalam Tesla. Namun, reaksi tersebut juga mencerminkan ketidakpastian yang sering kali muncul akibat aksi impulsif sang CEO di media sosial.
Sejumlah analis seperti Daniel Ives dari Wedbush Securities menyatakan bahwa komentar Musk adalah sesuatu yang biasa terjadi sesuatu yang memang sudah sering dilakukan Musk dan sering kali dianggap sebagai lelucon.
Meskipun demikian, para investor merasakannya sebagai sebuah masalah serius yang bisa memengaruhi stabilitas harga saham perusahaan.
Bagi Musk, tweet ini bukan hanya merugikan Tesla, tetapi juga memengaruhi kekayaannya secara langsung.
Meskipun dia tetap berada di puncak daftar orang terkaya dunia dengan kekayaan yang masih jauh lebih besar dari banyak orang lainnya, insiden ini tetap menjadi pengingat betapa kuatnya dampak yang dimiliki kata-kata Musk di platform media sosial.
Baca Juga: China Siapkan Megakonstelasi Senilai Rp 15 Triliun untuk Saingi Starlink Elon Musk
Elon Musk: Dari CEO Tesla ke Posisi di Gedung Putih
Di tengah semua sorotan terhadap insiden tersebut, Elon Musk terus melaju dengan prestasinya.
Baru-baru ini, ia mencapai tonggak sejarah dengan nilai kekayaan bersih yang melebihi US$400 miliar, menjadikannya jauh lebih kaya daripada orang terkaya kedua di dunia, Jeff Bezos.
Sebagai tambahan, Musk juga dipilih oleh Presiden Terpilih Donald Trump untuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah, sebuah jabatan yang mengisyaratkan bahwa Musk akan memainkan peran besar dalam restrukturisasi birokrasi pemerintahan AS.