kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO masih susah terangkat, ini penyebabnya


Senin, 25 Februari 2019 / 17:12 WIB
Harga CPO masih susah terangkat, ini penyebabnya


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal pekan ini, harga crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah terkoreksi. Negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang berjalan baik, tak mampu membantu mengangkat harga CPO.

Mengutip Bloomberg, harga CPO kontrak pengiriman Mei 2019 di Malaysia Derivative Exchange berada di level RM 2,227 per metrik ton. Harga ini turun 1,32% dari harga akhir pekan lalu yaitu RM 2,257 per metrik ton. Dalam sepekan, harga CPO melorot 2,58%.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menilai, pelemahan harga CPO dikarenakan ekspor minyak sawit yang turun. Dia bilang, nilai ekspor minyak sawit Malaysia turun sejak awal bulan Februari hingga sekarang. “Ekspor minyak sawit sejak awal bulan berkurang 6,1% dibanding bulan sebelumnya,” ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (25/2).

Ibrahim menambahkan, perundingan dagang AS dan China beberapa pekan ini mengindikasi hal yang positif. Namun, karena belum ada kesekapatan, ini masih menjadi kekhawatiran pasar.

“Spekulan masih berhati-hati dengan cuitan Presiden Donald Trump melalui twitter. Kita tahu bahwa Trump suka memberi kejutan dari pertemuannya dengan petinggi-petinggi negara. Itulah mengapa pasar tidak mau terkecoh dengan pemberitaan positif yang ada,” kata dia.

Menurut Ibrahim, yang mampu mengangkat harga CPO bangkit adalah akalau sudah ada keputusan dan penandatanganan penyelesaian perang dagang. Selain itu, pembentukan dewan minyak sawit oleh Indonesia dan Malaysia juga bisa mengangkat harga CPO.

Kata Ibrahim, dulu pernah berjalan pembentukan dewan minyak sawit Indonesia-Malaysia. Kerjasama untuk menjaga stabilitas harga, dan mengadakan riset untuk pengembangan CPO sebagai bahan bakar pesawat. “Tetapi sekarang sudah tidak berjalan. Di Indonesia yang bisa mendongkrak harga CPO adalah permintaan CPO untuk program B20,” tandasnya.

Secara teknikal, Ibrahim melihat garis bollinger band atas dan moving average berada 10% di atas bollinger bawah. Sementara indikator stochastic dan MACD 60% positif dan indikator RSI 70% negatif.

Untuk besok, Ibrahim memproyeksikan, harga CPO kembali melemah yaitu di kisaran RM 2,240 sampai RM 2,290 per metrik ton. Sementara sepekan berkisar RM 2,230 sampai RM 2,320 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×