Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Israel hingga saat ini rupanya masih belum bisa memberikan bukti atas tuduhannya yang menyebut ratusan staf badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) telah melakukan aksi sefangan yang dilakukan oleh Pejuang Kemerekaan Palestina Hamas pada serangan Oktober 2023 lalu.
Pada bulan Februari lalu, Israel menuduh 12 staf UNRWA ikut serta dalam serangan 7 Oktober yang dilakukan oleh Pejuang Kemerdekaan Palestina Hamas dan memicu perang di Gaza.
Pekan lalu, PBB mengatakan bahwa Kantor Layanan Pengawasan Internal (OIOS) PBB telah mengadakan sejumlah pertemuan dan kerja sama dengan otoritas Israel mengenai hal ini.
"Israel membuat klaim publik bahwa sejumlah besar pegawai UNRWA adalah anggota organisasi teroris. Namun, Israel belum memberikan bukti pendukung mengenai hal tersebut," ungkap laporan OIOS hari Senin (22/4), dikutip Reuters.
Baca Juga: UNRWA: Bencana Kelaparan di Gaza adalah Ciptaan Manusia
PBB telah menunjuk mantan Menteri Luar Negeri Prancis, Catherine Colonna, untuk memimpin peninjauan terhadap UNRWA terkait kemampuan badan tersebut bersikap netral dalam menanggapi tuduhan.
Pada bulan Maret, tuduhan Israel terhadap UNRWA semakin kerat. Mereka mengatakan lebih dari 450 staf UNRWA adalah anggota militer dalam kelompok teroris Gaza.
UNRWA mempekerjakan 32.000 orang di seluruh wilayah operasinya, 13.000 di antaranya berada di Gaza.
UNRWA memberikan pendidikan, kesehatan dan bantuan kepada jutaan warga Palestina di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Lebanon dan Suriah. Badan ini setiap tahunnya membagikan daftar staf kepada Otoritas Palestina, Israel, Yordania, Lebanon, dan Suriah.
Awal pekan ini juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Oren Marmorstein, menuduh lebih dari 2.135 pekerja UNRWA menjadi anggota Pejuang Kemerekaan Palestina Hamas atau Jihad Islam yang berbasis di Palestina.
Baca Juga: Sekjen PBB: Komitmen Israel untuk Membantu Warga Gaza Sangat Lemah
Marmorstein bahkan merendahkan penyelidikan yang dipimpin oleh Colonna, menyebutnya sebagai upaya untuk menghindari masalah.
"Laporan Colonna mengabaikan parahnya permasalahan yang ada, dan hanya menawarkan solusi kosmetik yang tidak sesuai dengan besarnya cakupan infiltrasi Pejuang Hamas ke UNRWA," kata Marmorstein.
Marmorstein menambahkan, Israel meminta para negara donor untuk tidak memberikan uang kepada UNRWA di Gaza dan mengalihkan uangnya untuk mendanai organisasi kemanusiaan lainnya di wilayah tersebut.
Tuduhan Israel terhadap UNRWA menyebabkan 16 negara menghentikan sementara atau menangguhkan pendanaan sebesar US$450 juta untuk badan tersebut.
Terhentinya dukungan dana membuat UNRWA semakin sulit menghadapi krisis kemanusiaan yang melanda Gaza sejak Israel melancarkan serangannya di sana.