Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Militer Israel pada hari Minggu (19/11) mengklaim telah berhasil menemukan terowongan bawah tanah sepanjang 55 meter di bawah Rumah Sakit Al-Shifa Gaza.
Dalam pernyataannya hari Minggu, militer Israel menjelaskan bahwa terowongan itu ditemukan di salah satu area gudang rumah sakit. Pintu terowongan berada di samping kendaraan yang berisi berbagai senjata termasuk RPG, bahan peledak, dan senapan Kalashnikov.
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan, pintu masuk itu ditemukan ketika sebuah buldoser militer merobohkan dinding luar kompleks rumah sakit dan menemukan sebuah lubang dengan tangga spiral yang turun 10 meter.
"Itu adalah terowongan besar yang memiliki tangga dari logam, kemudian membentang sejauh 55 meter. Pasukan belum mencoba membuka pintu karena takut akan ada jebakan," kata Hagari, dikutip Al Jazeera.
Baca Juga: Benjamin Netanyahu Mengakui Israel Gagal Meminimalkan Korban Sipil di Gaza
Lebih lanjut, Hagari mengatakan untuk saat ini pihak intelijen Israel memperkirakan terowongan itu akan bercabang atau akan menuju ruang besar untuk komando dan kendali.
Israel telah menjadikan Rumah Sakit Al-Shifa sebagai titik fokus operasinya. Tentara Israel bahkan menerobos masuk ke fasilitas tersebut pada hari Rabu pekan lalu.
Isreal terus meyakinkan dunia bahwa rumah sakit tersebut menampung pusat komando Hamas, sebuah klaim yang yang dibantah oleh Hamas dan staf yang bekerja di rumah sakit tersebut.
Militer Israel juga mengatakan bahwa seorang tentara yang ditawan telah dieksekusi dan dua tawanan asing ditahan di Rumah Sakit Al-Shifa. Israel saat ini masih berusaha membebaskan 240 orang yang diculik Hamas ke Gaza pasca serangan 7 Oktober lalu.
Baca Juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Kian Kewalahan, Tak Bisa Berfungsi
Dalam arahannya yang disiarkan televisi, Hagari mengatakan Hamas juga membawa seorang warga Nepal dan seorang warga Thailand, termasuk di antara pekerja asing.
Hingga saat ini setidaknya 13.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, 5.500 di antaranya anak-anak, akibat serangan udara dan darat militer Israel sejak 7 Oktober lalu.
Pengepungan Rumah Sakit Al-Shifa sepekan terakhir telah memicu kemarahan internasional. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menggambarkannya sebagai “zona kematian” ketika timnya mengunjungi fasilitas tersebut pada hari Sabtu.
Lebih dari 7.000 orang, termasuk pasien dalam kondisi kritis dan bayi baru lahir, berada di dalam rumah sakit tersebut ketika tentara Israel melakukan pengepungan hingga penggerebekan.