Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Badan pengungsi Palestina milik PBB, UNRWA, memperingatkan dunia bahwa bencana kelaparan telah mencengkeram Gaza semakin kuat. Badan itu juga mengingatkan bahwa situasi ini merupakan ciptaan manusia.
UNRWA menuduh Israel memblokir pengiriman bantuan dan berusaha mengakhiri kegiatan UNRWA di wilayah kantong tersebut.
"Saat ini, kampanye berbahaya untuk mengakhiri operasi UNRWA sedang berlangsung, yang mempunyai dampak serius terhadap perdamaian dan keamanan internasional," kata Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, di hadapan 15 anggota Dewan Keamanan PBB hari Rabu (17/4).
Lazzarini menambahkan, kelaparan di Gaza yang disebabkan oleh ulah manusia kini menjadi semakin parah. Banyak anak-anak kini mulai meninggal dunia karena kekurangan nutrisi.
Baca Juga: Jet Tempur Israel Mulai Menghantui Rafah, Armada Tank Kembali ke Gaza Utara
"Di seluruh Gaza, kelaparan yang disebabkan oleh ulah manusia semakin parah. Di wilayah utara, bayi dan anak kecil mulai meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi. Di seberang perbatasan, makanan dan air bersih menunggu. Namun izin UNRWA untuk menyalurkan bantuan ini dan menyelamatkan nyawa tidak diberikan," kata Lazzarini, dikutip Reuters.
UNRWA menyediakan pendidikan, kesehatan dan bantuan kepada jutaan warga Palestina di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah dan Lebanon.
Sejak perang antara Hamas dan Israel pecah pada 7 Oktober 2024, para petinggi PBB menggambarkan UNRWA sebagai tulang punggung operasi bantuan di kawasan tersebut.
Baca Juga: Komite DK PBB Tidak Dapat Menyetujui Keanggotaan Penuh Palestina
Dukungan terhadap UNRWA mulai tersendat ketika Israel pada bulan Januari lalu menuduh belasan dari 13.000 staf UNRWA telah terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang.
UNRWA telah memecat staf yang dituduh dan menyerahkan penyelidikan internal kepada PBB untuk membuktikan tuduhan tersebut.
Dalam laporan lanjutan yang dirilis bulan Februari, beberapa staf yang ditahan oleh Israel melaporkan bahwa mereka ditekan oleh otoritas Israel untuk memberikan pernyataan palsu.
Mereka dipaksa mengakui bahwa UNRWA memiliki hubungan dengan Hamas dan bahwa staf tersebut ikut serta dalam serangan 7 Oktober.