Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas ditutup melonjak 3% ke level tertinggi sepanjang masa karena penurunan dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya perang dagang antara AS dan China yang mendorong investor menuju logam mulia sebagai tempat berlindung yang aman.
Kamis (10/4), harga emas spot ditutup melonjak 3% ke US$ 3.176,23 per ons. Ini jadi rekor tertinggi baru bagi harga emas spot.
Sejalan, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Juni 2025 ditutup naik 3,2% ke posisi US$ 3.177,5 per ons troi. Ini juga merupakan level harga tertinggi emas batangan.
Sentimen utama bagi harga emas datang setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia akan menurunkan bea masuk yang besar untuk sementara waktu bagi puluhan negara, tetapi menaikkan tarif pada China menjadi 125% dari sebelumnya 104%.
Baca Juga: Harga Emas Spot Naik Lebih dari 1% Kamis (10/4), Perang Dagang AS-China Memanas
"Emas mendapatkan kembali daya tariknya sebagai tempat berlindung yang aman dan kembali ke jalur untuk mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa," kata Nikos Tzabouras, Analis Pasar Senior di Tradu.com.
"Namun, prospek kesepakatan dengan mitra dagang menimbulkan risiko yang signifikan terhadap potensi kenaikan harga emas, karena hal itu dapat memperbarui tekanan pada logam tersebut. Selain itu, hambatan mungkin muncul dari taruhan pemotongan suku bunga Fed yang dapat memperkuat dolar."
Sementara itu, indeks dolar merosot lebih dari 1% terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Data pada hari Kamis menunjukkan, harga konsumen AS turun secara tak terduga melemah pada bulan Maret, tetapi risiko inflasi cenderung meningkat setelah Trump menggandakan tarif China.
Baca Juga: Wall Street Ditutup Anjlok: Dow, S&P 500 dan Nasdaq Kembali Dilanda Aksi Jual
Setelah data tersebut, para pedagang bertaruh bahwa Federal Reserve AS akan melanjutkan pemotongan suku bunga pada bulan Juni dan mungkin mengurangi suku bunga kebijakannya sebesar satu poin persentase penuh pada akhir tahun.
"Kami melihat bank sentral membeli (emas), jadi selama kami melihat arus masuk ke ETF dan lebih banyak risiko kebijakan moneter, ada banyak pendorong utama yang akan terus mendukung emas," kata Alex Ebkarian, kepala operasi di Allegiance Gold.