Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas diperkirakan masih akan melanjutkan tren bullish di pekan ini. Diperkirakan, harga emas menyentuh US$ 3.000 per ons troi.
Senin (10/3) pukul 10.00 WIB, harga emas spot menguat tipis 0,08% ke US$ 2.911,48 per ons troi. Sejalan, harga emas kontrak pengiriman April 2025 naik 0,12% ke US$ 2.917,7 per ons troi.
Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha mengatakan, berlanjutnya tren bullish emas didukung melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) yang tetap berada di dekat level terendahnya sejak 11 November.
Penyebab utama pelemahan ini adalah meningkatnya kekhawatiran terhadap kebijakan tarif perdagangan yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump.
"Perubahan arah kebijakan tarif terhadap Meksiko dan Kanada semakin membebani sentimen investor, sehingga meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe-haven," tulisnya dalam riset, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 3.000 Menjadi Rp 1.693.000 Per Gram Pada Hari Ini (10/3)
Selain itu, ketidakpastian kebijakan ekonomi AS turut memberikan dukungan bagi emas. Presiden The Fed Philadelphia, Patrick Harker, dalam pernyataannya pada hari Kamis (6/3), mengungkapkan bahwa ancaman terhadap pertumbuhan ekonomi semakin besar.
Meskipun ekonomi AS masih menunjukkan pertumbuhan dengan tingkat pengangguran yang rendah, prospek inflasi tetap menjadi perhatian utama The Fed.
Menurut Andy, ketidakpastian ini turut meningkatkan ekspektasi bahwa bank sentral dapat mempertahankan kebijakan suku bunga yang lebih longgar. Hal itu yang pada akhirnya dinilai juga akan mendukung kenaikan harga emas.
Dari data ekonomi, laporan Klaim Tunjangan Pengangguran Awal AS menunjukkan penurunan lebih dari yang diperkirakan, mencapai 221 ribu selama pekan yang berakhir pada 1 Maret. Namun, data ini tidak cukup kuat untuk memberikan dukungan bagi Dolar AS atau menekan harga emas.
"Investor tetap fokus pada faktor makroekonomi yang lebih besar, termasuk kebijakan perdagangan AS dan sinyal dari The Fed mengenai arah kebijakan moneter selanjutnya," katanya.
Selain itu, secara teknikal ia melihat bahwa kombinasi candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk saat ini, pergerakan emas masih menunjukkan momentum kenaikan yang kuat. Proyeksi harga mengindikasikan potensi kenaikan hingga level US$ 3.000.
"Namun, jika terjadi reversal dan harga menembus level support di US$ 2.840, maka penurunan lebih lanjut bisa mencapai US$ 2.750 dalam beberapa hari ke depan," tutupnya.