Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI/SINGAPORE. Amerika Serikat baru-baru ini menerapkan sanksi baru terhadap produsen minyak Rusia, termasuk Gazprom Neft dan Surgutneftegas, serta 183 kapal yang digunakan untuk mengangkut minyak Rusia.
Langkah ini bertujuan untuk membatasi pendapatan Rusia yang digunakan untuk mendanai perang di Ukraina. Sanksi ini diperkirakan akan mengganggu pasokan minyak Rusia secara signifikan, memaksa negara-negara seperti China dan India untuk mencari pasokan dari wilayah lain seperti Timur Tengah, Afrika, dan Amerika.
Dampak Sanksi terhadap Ekspor Minyak Rusia
Menurut Kpler, 143 dari 183 kapal yang terkena sanksi telah mengangkut lebih dari 530 juta barel minyak mentah Rusia tahun lalu, yang mencakup sekitar 42% dari total ekspor minyak mentah Rusia melalui laut.
Baca Juga: Proyek Baru China Senilai US$137.000.000.000 Menimbulkan Kekhawatiran
Sebagian besar minyak tersebut dikirim ke China dan India, yang merupakan konsumen terbesar minyak Rusia setelah sanksi Barat mendorong Rusia untuk mengalihkan ekspor dari Eropa ke Asia.
Namun, dengan pembatasan ini, kemampuan Rusia untuk mengekspor minyak akan berkurang drastis, sehingga memperketat pasokan global dan meningkatkan biaya pengiriman.
Pengaruh terhadap Harga Minyak Dunia
Sanksi baru ini telah mendorong harga minyak global ke level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Brent diperdagangkan di atas US$81 per barel, mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap gangguan pasokan yang disebabkan oleh penurunan kapasitas ekspor Rusia.
India dan China, yang masing-masing mengimpor 1,764 juta barel per hari (bph) dan 2,159 juta bph minyak Rusia pada 2023, akan menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan energinya. Dengan ketatnya pasokan minyak Rusia, kedua negara diprediksi akan mencari sumber alternatif dari Timur Tengah, Afrika, dan Amerika.
Baca Juga: Harga Minyak Berpotensi Melampaui US$ 85 Per Barel, Terdorong Sanksi AS ke Rusia
Alternatif Pasokan Minyak untuk India dan China
Minyak Timur Tengah menjadi pilihan utama bagi India dan China dalam menghadapi kekurangan pasokan minyak Rusia. Harga minyak mentah dari Timur Tengah seperti Oman dan Murban telah meningkat seiring meningkatnya permintaan dari kedua negara ini.
Selain Timur Tengah, kedua negara ini juga diperkirakan akan meningkatkan impor minyak dari Afrika dan Amerika, termasuk minyak mentah Brasil. Namun, lonjakan permintaan dapat menyebabkan kenaikan harga lebih lanjut, memperburuk beban biaya impor bagi negara-negara pengimpor utama.
Sanksi terhadap perusahaan asuransi minyak Rusia juga mendorong Rusia untuk menjual minyak di bawah batas harga US$60 per barel, agar tetap dapat menggunakan layanan asuransi dan kapal dari Barat.
Implikasi Geopolitik dan Ekonomi
Ketegangan antara negara-negara penghasil minyak utama semakin meningkat akibat lonjakan permintaan dari China dan India. Hal ini berpotensi memperburuk ketidakseimbangan pasokan dan permintaan di pasar global.
Baca Juga: Impor Minyak Mentah China Turun pada 2024, Pertama dalam Dua Dekade
Kenaikan biaya impor minyak akan memberikan tekanan tambahan pada ekonomi India dan China. Biaya energi yang lebih tinggi dapat memengaruhi inflasi domestik dan melemahkan daya saing industri di kedua negara.
Sanksi ini juga memiliki implikasi geopolitik yang signifikan, memperkuat ketergantungan China dan India pada negara-negara penghasil minyak selain Rusia, yang dapat mengubah dinamika hubungan diplomatik di kawasan tersebut.