kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Naik 1,3% di Pagi Ini (2/9), Pasar Bertaruh Pengurangan Produksi OPEC+


Jumat, 02 September 2022 / 08:48 WIB
Harga Minyak Naik 1,3% di Pagi Ini (2/9), Pasar Bertaruh Pengurangan Produksi OPEC+
ILUSTRASI. Harga minyak kembali naik di awal perdagangan hari ini (2/9)


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak naik di awal perdagangan sesi Asia di tengah taruhan bahwa OPEC+ akan membahas pengurangan produksi pada pertemuan 5 September mendatang.

Jumat (2/9) pukul 08.15 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman November 2022 naik US$ 1,20 atau 1,3% menjadi US$ 93,56 per barel.

Sejlana, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Oktober 2022 melonjak US$ 1,16 atau 1,3% ke US$ 87,77 per barel.

Walau menguat, saat ini harga kedua kontrak acuan itu berada di jalur penurunan mingguan. Di mana, Brent anjlok hampir 8% dalam sepakan dan WTI ambles sekitar 6% di minggu ini.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang disebut OPEC+, dijadwalkan bertemu pada 5 September dengan latar belakang penurunan harga dan penurunan permintaan. Wacana ini tetap bergulir bahkan ketika produsen utama Arab Saudi mengatakan pasokan tetap ketat.

Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Anjlok 3%, Penguncian China Picu Kekhawatiran Permintaan

Analis komoditas ANZ Daniel Hynes mengatakan, itu mungkin menjadi jembatan yang terlalu jauh bagi OPEC+ untuk setuju memangkas produksi tetapi produsen utama Arab Saudi kemungkinan akan menyoroti apa yang dilihatnya sebagai pemutusan antara harga saat ini dan fundamental pasokan yang ketat.

"Mereka pasti akan mencoba untuk membicarakan pasar sebanyak mungkin untuk lebih mencerminkan apa yang mereka lihat sebagai pasar yang ketat, yang terkena masalah sisi penawaran lebih lanjut," katanya.

Di minggu ini, OPEC+ memangkas prospek permintaannya, sekarang memperkirakan permintaan akan tertinggal dari pasokan sebesar 400.000 barel per hari (bph) pada tahun 2022, tetapi mengharapkan defisit pasar sebesar 300.000 bph dalam kasus dasarnya untuk tahun 2023.

"Karena harga Brent turun menuju US$ 90 per barel, kemungkinan respons pasokan dari OPEC+ pada pertemuan Senin atau Oktober meningkat," kata analis komoditas National Australia Bank Baden Moore.

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham BBTN, INDF, WIIM, HRUM untuk Hari Ini (2/9)

"Kami memperkirakan setiap pengurangan pasokan dari OPEC+ akan berdampak material pada harga minyak mengingat tingkat persediaan yang sangat rendah secara global, kapasitas alternatif pasokan yang terbatas, dan krisis energi yang sedang berlangsung di Eropa," kata Moore.

Dalam waktu dekat, investor khawatir tentang dampak pembatasan COVID-19 terbaru di Cina, di mana kota Chengdu pada hari Kamis adalah yang terakhir memerintahkan penguncian yang telah memukul produsen seperti Volvo.

Itu terjadi pada hari yang sama data menunjukkan aktivitas pabrik China pada Agustus berkontraksi untuk pertama kalinya dalam tiga bulan di tengah melemahnya permintaan, sementara kekurangan listrik dan wabah COVID-19 mengganggu produksi.




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×