kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.339   1,00   0,01%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

Harga Nikel Anjlok, BHP Tangguhkan Operasi 2 Tambangnya


Kamis, 11 Juli 2024 / 17:35 WIB
Harga Nikel Anjlok, BHP Tangguhkan Operasi 2 Tambangnya
ILUSTRASI. A small toy figure and mineral imitation are seen in front of the BHP logo in this illustration taken November 19, 2021. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Grup BHP Australia mengumumkan rencana penangguhan operasi proyek Nickel West dan proyek West Musgrave mulai Oktober nanti. Keputusan ini diambil karena anjloknya harga nikel dan kelebihan pasokan di pasar global.

“Kita belum mampu mengatasi tantangan ekonomi besar yang disebabkan oleh kelebihan pasokan nikel global,” kata Geraldine Slattery, Presiden BHP Australia seperti dikutip dari Reuters, Kamis (11/7).

Perusahaan tambang nikel terbesar ini baru akan meninjau kembali keputusan penghentian sementara operasi nikelnya di Australia Barat pada bulan Februari 2027. Rencananya setelah masa transisi, BHP akan berinvestasi sekitar US$ 300 juta setiap tahun untuk mendukung kemungkinan dimulainya kembali bisnis nikel.

Meski harga nikel telah pulih dari posisi terendahnya dibawah US$ 16.000 pada awal tahun, ini masih menjadi masalah besar. Prosentasenya masih turun lebih dari seperempat dibandingkan harga tahun 2023.

Baca Juga: Smelter HPAL Bakal Beroperasi Penuh, Produksi Nikel Harita Nickel (NCKL) Siap Naik

Beberapa produsen nikel global saat ini berada dalam kondisi terpuruk karena Indonesia sekarang menjadi negara penghasil nikel yang tidak lagi menggunakan nikel dalam baterai. Situasi itu, telah  menyebabkan penurunan harga logam nikel sebesar 40% selama setahun terakhir menjadi sekitar $16.800 per metrik ton.

Sebenarnya Australia sendiri juga telah mengembangkan industri pengolahan untuk menambah nilai sumber daya mineral seperti tembaga, nikel, dan logam tanah jarang (rare earth) yang merupakan kunci transisi dari bahan bakar fosil, termasuk beralih ke produksi bahan kimia baterai di sektor hilir. Namun produsen menghadapi masalah harga rendah, biaya konstruksi yang tinggi dan tenaga kerja.

Selain BHP, produsen logam baterai Australia, IGO juga mengumumkan penghentian studi untuk mengembangkan pabrik pembuatan bahan prekursor bahan kimia baterai. Kemudian Wyloo Metals juga telah memutuskan menghentikan operasi tambangnya di Australia Barat.




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×