Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
DAKAR. Perekonomian Zimbabwe sepertinya belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Menurut Menteri Keuangan Zimbabwe Tendai Biti, negaranya membutuhkan dana bantuan darurat sekitar US$ 200 juta sebagai bantuan. Dana itu, menurutnya, akan digunakan untuk membayar gaji pegawai negeri, listrik dan sanitasi. Bantuan tersebut akan membantu perekonomian Zimbabwe agar tidak kolaps.
Pada pengumpulan pajak pendapatan per bulannya, pemerintah setempat hanya mampu mengumpulkan dana sebesar US$ 20 juta. Uang tersebut tidak cukup untuk membayar gaji pegawai negeri sebesar US$ 30 juta. Dia menambahkan, total gaji pegawai negeri per bulannya bahkan mencapai US$ 100 juta.
“Tanpa adanya sokongan dana, keadaan Zimbabwe sangat rentan. Hal tersebut bisa berubah menjadi bencana di mana kami bisa mengalami hal serupa di Somalia, Sierra Leone dan Liberia,” papar Biti.
Asal tahu saja, antara tahun 2000 hingga 2007, perekonomian Zimbabwe mengalami kontraksi hingga 40% . Hal itu memangkas pendapatan ekspor dan mengarah pada kurangnya pasokan bahan makanan, bahan bakar dan cadangan mata uang asing.