Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Hizbullah menyiapkan dana mencapai US$77 juta untuk membantu warga Lebanon yang terkena dampak perang. Sebanyak 233.500 keluarga telah mendaftar untuk menerima bantuan tersebut.
Pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, memastikan pihaknya telah membayar lebih dari US$50 juta dalam bentuk hadiah tunai kepada keluarga yang terkena dampak perang dengan Israel.
"Pembayaran sebesar US$300 hingga US$400 per orang akan berjumlah lebih dari US$77 juta jika dibayarkan kepada seluruh 233.500 keluarga yang mendaftar," kata Qassem dalam pidatonya hari Kamis (5/12), dikutip Reuters.
Tidak hanya itu, Hezbollah juga akan memberikan uang tunai sebesar US$8.000 kepada mereka yang rumah utamanya hancur dalam perang, dan US$6.000 untuk biaya sewa selama setahun bagi mereka yang tinggal di Beirut.
Baca Juga: Harga Minyak Naik di Tengah Gencatan Senjata Hizbullah-Israel
Ada juga bantuan sebesar US$4.000 bagi mereka yang tinggal di luar ibu kota hingga mereka dapat kembali ke rumah.
Qassem mengatakan bahwa seluruh pembayaran tersebut akan dibiayai terutama oleh Iran.
Serangan Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah mayoritas Syiah yang menjadi basis pendukung Hizbullah di pinggiran selatan Beirut serta Lebanon selatan dan timur.
Saat ini konflik Hizbullah dan Israel sedang ada dalam fase gencatan senjata sejak 27 November. Hizbullah juga masih berupaya memperkuat basis dukungannya.
Meskipun demikian, kedua kubu beberapa kali menuduh satu sama lain telah melanggar kesepakatan gencatan senjata dalam banyak kesempatan.
Baca Juga: Presiden Iran Masoud Pezeshkian: Israel Menyebarkan Terorisme di Negara Islam
Tonton: Moody's Meragukan Keberlanjutan Gencatan Senjata Israel dengan Hizbullah
Mengacu laporan Bank Dunia, hampir 100.000 rumah di Lebanon rusak sebagian atau seluruhnya selama konflik. Kerusakan itu mengakibatkan kerusakan dan kerugian senilai US$3,2 miliar.
Di masa gencatan senjata ini, Qassem mengatakan Hizbullah mengalihkan fokusnya ke rekonstruksi.
Konflik Hizbullah-Israel bermula pada 8 Oktober 2023, tepatnya ketika Hizbullah mulai menyerang wilayah Israel sebagai bentuk solidaritas dengan sekutunya Hamas. Intensitas semakin meningkat pada bulan September tahun ini.
Data Kementerian Kesehatan Lebanon per 2 Desember 2024 menunjukkan, jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Lebanon melampaui 3.000.