Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Hyundai Engineering Co Ltd. pada hari Jumat (28/1) mengumumkan bahwa pihaknya akan menunda IPO perusahaan karena masih terganjal masalah valuasi. IPO perusahaan afiliasi Hyundai Motor Group ini diperkirakan bisa menghasilkan hingga US$ 1 miliar.
Dilansir dari Reuters, penentuan harga diharapkan bisa selesai pada akhir Januari nanti. Sementara itu, listing di bursa Seoul diharapkan bisa dimulai pada Februari. Sampai saat ini pihak Hyundai masih belum memberikan tanggal pasti.
Hyundai Engineering pada hari Jumat menyebutkan kesulitan menerima penilaian yang tepat dari nilai perusahaan selama bookbuilding institusional bulan ini sebagai salah satu faktor dalam penundaan.
Baca Juga: DBS Sepakat Membeli Bisnis Ritel Citi di Taiwan Senilai US$ 706,6 Juta
Pada bulan Desember lalu, perusahaan ini mengatakan pihaknya bertujuan untuk mengumpulkan hingga 1,2 triliun won melalui IPO, dengan kisaran harga indikatif 57.900 hingga 75.700 won per saham.
Reuters mencatat bahwa penawarannya nanti akan terdiri dari 4 juta saham baru, ditambah 12 juta saham lama dari pemegang saham di Hyundai Engineering, yaitu Ketua Grup Motor Hyundai Euisun Chung dan Ketua Kehormatan Mong-Koo Chung.
Pemegang saham lainnya antara lain adalah Hyundai Glovis, Kia Corp, dan Hyundai Mobis.
Hyundai Engineering saat ini menjadi salah satu di antara tujuh perusahaan konstruksi teratas Korea Selatan. Berkat predikat itu, perusahaan ini diharapkan akan menarik minat investor saham.
Baca Juga: Renault, Nissan, dan Mitsubishi Investasi Mobil Listrik US$ 23 miliar Hingga 2030
Di sisi lain, analis pasar menilai saat ini ada sentimen yang cukup besar terhadap industri konstruksi setelah insiden runtuhnya tembok di lokasi kerja pembangun yang berbeda di Korea awal bulan ini.
"Kami melihat industri konstruksi dalam negeri memikul beban yang lebih berat dalam biaya manajemen keselamatan secara keseluruhan setelah keruntuhan. Inilah sebabnya mengapa sentimen investor memburuk pada perusahaan konstruksi," ungkap Kang Kyung-tae, analis di Korea Investment & Securities.
Lebih lanjut, Kang menambahkan bahwa nasib perusahaan konstruksi akan bergantung pada perubahan situasi pasar yang cepat di bulan Januari hingga likuiditas yang lari dari pasar tertentu.