kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ilmuwan Afrika Selatan tak melihat tanda varian Omicron sebabkan penyakit lebih parah


Sabtu, 11 Desember 2021 / 08:23 WIB
Ilmuwan Afrika Selatan tak melihat tanda varian Omicron sebabkan penyakit lebih parah
ILUSTRASI. Seorang penumpang taksi mengenakan masker dengan warna bendera Afrika Selatan di tengah penyebaran varian baru virus corona Omicron di Soweto, Afrika Selatan, 26 November 2021. REUTERS/Siphiwe Sibeko.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JOHANNESBURG. Ilmuwan Afrika Selatan mengatakan pada Jumat (10/12), mereka tidak melihat tanda varian Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Afrika Selatan memperingatkan dunia tentang Omicron akhir bulan lalu, memicu alarm bahwa varian yang sangat bermutasi itu bisa memicu lonjakan baru dalam infeksi global.

Data rumahsakit di Afrika Selatan menunjukkan, pasien Covid-19 meningkat tajam di lebih dari setengah sembilan provinsi. Tapi, kematian tidak meningkat secara dramatis dan indikator seperti rata-rata lama rawat inap di rumahsakit rendah.

Meskipun para ilmuwan menyatakan lebih banyak waktu diperlukan untuk sampai pada kesimpulan yang pasti, Menteri Kesehatan Afrika Selatan Joe Phaahla mengatakan tanda-tanda keparahannya minim.

Baca Juga: Gara-gara omicron, Afrika Selatan alami gelombang rekor COVID-19 baru

"Data awal memang menunjukkan, sementara ada peningkatan tingkat rawat inap, tapi sepertinya itu murni karena angkanya dan bukan sebagai akibat dari keparahan varian Omicron," katanya, seperti dikutip Reuters.

Afrika Selatan melaporkan lebih dari 22.000 kasus baru Covid-19 pada Kamis (9/12), rekor selama gelombang keempat infeksi saat ini yang didorong oleh varian Omicron.

Tetapi, angka itu masih di bawah puncak tertinggi dengan lebih dari 26.000 kasus harian selama gelombang ketiga yang dipicu oleh varian Delta.

Afrika Selatan telah sepenuhnya memvaksinasi sekitar 38% orang dewasa, lebih banyak dari negara Afrika lainnya tapi jauh dari target akhir tahun pemerintah. 

Baca Juga: Rekomendasi WHO: Penerima vaksin berbasis virus tak aktif harus terima dosis booster

Baru-baru ini, beberapa pengiriman vaksin tertunda karena kelebihan pasokan akibat laju inokulasi melambat.

Sebuah studi kecil dari lembaga penelitian Afrika Selatan minggu ini menunjukkan, varian Omicron sebagian bisa menghindari perlindungan dari dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech.

Glenda Gray, Presiden Dewan Riset Medis Afrika Selatan, mengatakan, ada jauh lebih banyak orang yang tidak divaksinasi di antara pasien yang dirawat di rumahsakit, dan buktinya adalah vaksin Pfizer-BioNTech masih menawarkan perlindungan.

"Kami melihat vaksin ini mempertahankan efektivitasnya. Mungkin sedikit berkurang, tetapi kami melihat efektivitas untuk perawatan di rumahsakit dan itu sangat menggembirakan," ujar dia, seperti dilansir Reuters.




TERBARU

[X]
×