Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi besaran produk domestik bruto (PDB) Jepang akan turun di tahun 2023. Situasi ini akan membuat Jepang terdepak dari posisi 3 dunia dalam daftar negara dengan PDB tertinggi.
Jepang mempertahankan posisi tersebut hingga diambil alih oleh China pada tahun 2010. Jika prediksi IMF benar, posisi ketiga nantinya akan diambil alih oleh Jerman.
Mengutip Kyodo, IMF memperkirakan PDB Jepang diperkirakan berjumlah sekitar US$4,23 triliun pada tahun 2023, turun 0,2% dari tahun sebelumnya. Sementara PDB Jerman naik 8,4% menjadi US$4,43 triliun.
Baca Juga: China Semakin Gencar Selidiki Perusahaan Asing, Ada Apa?
Perkiraan penurunan Jepang dari peringkat ketiga juga diyakini mencerminkan kenaikan harga yang lebih tinggi di Jerman dibandingkan di Jepang.
IMF juga merilis proyeksinya hingga tahun 2028. Disebutkan bahwa India kemungkinan besar akan memiliki PDB yang lebih besar dibandingkan Jepang pada tahun 2026.
Sementara itu, Jepang diperkirakan akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar kelima di dunia antara tahun 2026 dan 2028. PDB India diperkirakan akan menduduki peringkat keempat pada tahun 2026 dan ketiga pada tahun 2027.
Menurut data Bank of Japan, dolar baru-baru ini diperdagangkan pada kisaran 150 yen. Nilai yen melemah dari rata-rata pada kisaran pertengahan 131 yen pada tahun 2022. Sementara itu, nilai tukar euro terhadap dolar tidak banyak berubah dibandingkan yen.
Baca Juga: Ada Pergeseran Besar di Perpajakan Internasional
Terlepas dari nilai tukar mata uang asing, yang memiliki pengaruh signifikan terhadap PDB, Jepang telah mengalami pertumbuhan yang rendah dalam jangka waktu yang lama.
Sebaliknya, jumlah penduduk Jerman sekitar dua pertiga penduduk Jepang, namun kesenjangan pertumbuhan antara kedua negara semakin menyempit dalam beberapa tahun terakhir.
Jika melihat data inflasi bulanan, indeks harga konsumen Jepang secara umum telah naik sekitar 3% YoY. Sedangkan tingkat inflasi di Jerman secara bertahap melambat dan menurun ke kisaran 4% pada bulan September.
