Sumber: AP |
NEW YORK. Dengan tingkat pengangguran yang tinggi dan harga perumahan masih terus menyusut, orang-orang Amerika mendapatkan kepercayaannya kembali dalam perekonomian.
Barometer kepercayaan konsumen itu secara tidak diperhitungkan naik ke level yang paling tinggi sejak September lalu. Hal ini tentu membuat Wall Street bergembira dan menyurung kinerja saham pada hari Selasa (26/5) kemarin.
Hanya saja, harapan agar konsumen membungkus jeans mahal dan furnitur mewah dalam waktu dekat rasanya masih jauh dari kenyataan.
"Konsumen tidak berbelanja bukan hanya karena merasa segala sesuatu menjadi lebih baik. Mereka sesungguhnya telah melihat bahwa segala sesuatu telah menjadi lebih baik," kata Mark Vitner, Senior Economist Wachovia.
Sementara itu, orang-orang AS juga harus bergumul dengan tingkat pengangguran yang diprediksikan akan menanjak menjadi 9,2% di bulan Mei ini, naik dari 8,9% di bulan sebelumnya. Pasalnya, makin banyak perusahan yang memecat pekerjanya. Hal ini akan membuat konsumen berbelanja barang-barang diskon dan meminggirkan pembelanjaan barang-barang yang tak penting.
Consumer Confidence Index oleh Conference Board terdesak mumbul 14,1 poin menjadi 54,9. Peningkatan ini mengikuti kenaikan yang sebelumnya telah terjadi di bulan April. Ekonom yang disurvei oleh Thomson Reuters hanya memperediksikan kenaikan indeks ini tak lebih dari 42,3. Di bulan Februari lalu, indeks ini terjungkal di level yang paling rendah dalam sejarahnya, yaitu 25,3.
Indeks ini diukur berdasarkan sampel dari 5.000 rumah tangga AS dari 1 mei hingga 19 Mei.