Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - FRANKFURT: Inflasi di zona euro merosot dengan cepat dan perekonomian mulai mengalami kontraksi, data menunjukkan pada hari Selasa, mencerminkan dampak ganda dari kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa yang telah stabil.
Harga-harga hanya naik sebanyak 2,9% pada bulan Oktober, yang merupakan laju pertumbuhan paling lambat sejak Juli 2021, berdasarkan data awal dari Eurostat. Ini terjadi pada saat ECB masih mengkhawatirkan masalah inflasi yang tetap berada di bawah target 2%.
Namun, penurunan yang tajam ini, bila dibandingkan dengan angka dua digit yang terjadi setahun sebelumnya, ternyata memiliki konsekuensi yang serius: ekonomi zona euro mengalami kontraksi sebesar 0,1% dalam tiga bulan hingga September, menurut data terpisah dari Eurostat, yang menunjukkan bahwa kawasan ini sudah mendekati resesi.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Jatuh 2% ke Level Terendah 3 Minggu pada Senin (2/10)
Kedua set data ini mengindikasikan bahwa ECB hampir pasti telah selesai dalam upayanya untuk menaikkan suku bunga. Suku bunga tersebut telah mencapai rekor tertinggi setelah mengalami 10 kali kenaikan berturut-turut yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan sekarang, bank sentral ini akan memantau dampak dari kebijakan ini sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.
"Kami memperkirakan bahwa suku bunga akan tetap stabil pada tingkat saat ini, mengingat perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Kami juga memperkirakan bahwa pemotongan suku bunga mungkin dimulai pada pertengahan tahun depan," kata Daniele Antonucci, kepala investasi di Quintet Private Bank.
Inflasi secara keseluruhan mulai turun secara tajam bulan lalu karena kenaikan besar dalam harga energi pada tahun sebelumnya membuat dasar perbandingan tahunan menjadi lebih tinggi – sebuah efek yang diperkirakan akan berkurang atau bahkan berbalik dalam pembacaan-pembacaan berikutnya.
Baca Juga: Ekonomi Memburuk, Aktivitas Manufaktur di Zona Euro Turun Tajam Pada Bulan September
Tingkat inflasi yang tidak memasukkan energi, pangan, alkohol, dan tembakau mencatat penurunan yang lebih moderat, turun menjadi 4,2%, yang merupakan level terendah sejak Juli 2022, dari 4,5%.
Walaupun semua komponen dalam keranjang inflasi mengalami kenaikan yang lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya, penurunan yang paling mencolok terjadi pada sektor jasa, yang hanya tumbuh sebesar 4,6% dari 4,7%. Hal ini mungkin disebabkan oleh kenaikan upah.
"ECB perlu memantau inflasi upah yang melambat, dan hal ini mungkin memerlukan waktu sekitar enam bulan lagi," kata Mark Wall, seorang ekonom dari Deutsche Bank.