Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Malaysia diperkirakan akan menghabiskan 77,3 miliar ringgit atau setara US$ 17,6 miliar untuk subsidi dan bantuan tunai pada tahun 2022. Ini bakal menjadi anggaran terbesar dalam sejarah Malaysia, yang digunakan untuk membantu meredam dampak kenaikan harga.
Mengutip Reuters (26/6), harga barang telah melonjak di Malaysia dalam beberapa bulan terakhir karena gangguan rantai pasokan, kekurangan tenaga kerja dan dampak perang di Ukraina.
Inflasi makanan pada Mei 2022 capai 5,2% dari tahun sebelumnya (yoy). Berdasarkan data pemerintah, ini juga menjadi level tertinggi sejak November 2011.
Menteri Keuangan Malaysia Tengku Zafrul Aziz mengatakan, Malaysia diproyeksikan menghabiskan 51 miliar ringgit untuk subsidi konsumen, termasuk untuk bahan bakar, listrik, dan makanan, dengan asumsi bahwa harga pasar komoditas tetap pada level saat ini.
Baca Juga: Begini Klarifikasi Mahathir Mohamad soal Malaysia Seharusnya Klaim Kepulauan Riau
“Pemerintah juga akan menyalurkan bantuan tunai sebesar 11,7 miliar ringgit, dan subsidi lainnya senilai 14,6 miliar ringgit,” lanjut dia.
Pada tengah pekan lalu, Malaysia mengatakan akan mengucurkan hampir US$ 400 juta di bulan ini untuk membantu rumah tangga mengatasi kenaikan harga makanan dan biaya hidup.
Awal bulan ini, dikatakan peningkatan pendapatan pemerintah dari kenaikan harga komoditas tidak cukup untuk mengimbangi lonjakan belanja subsidi yang diharapkan tahun ini.