Penulis: Bimo Kresnomurti
KONTAN.CO.ID - Simak profil 8 calon Paus Baru Gereja Katolik yang diklaim terkuat dan potensial. Pemilihan pengganti Paus Fransiskus dalam konklaf akan dimulai pada 7 Mei 2025 waktu setempat.
emilihan Paus baru atau konklaf tahun 2025 menjadi salah satu momen paling menentukan dalam sejarah modern Gereja Katolik.
Dengan wafatnya Paus Fransiskus, para kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul di Kapel Sistina untuk memilih penerus Takhta Suci.
Baca Juga: Mengenal Prosesi Konklaf, Arti, hingga Calon Potensial Paus Baru Gereja Katolik
Berbeda dari konklaf sebelumnya, pemilihan kali ini diwarnai oleh banyaknya kandidat kuat dari berbagai belahan dunia yang mencerminkan keragaman Gereja Katolik global — baik dari sisi geografi, latar belakang teologis, hingga visi pastoral.
Masing-masing calon membawa potensi arah baru: apakah melanjutkan semangat reformasi dan inklusivitas Paus Fransiskus, atau mengembalikan Gereja ke garis konservatif yang lebih tradisional.
Para kandidat ini mencerminkan beragam latar belakang geografis dan teologis, serta pandangan yang berbeda mengenai masa depan Gereja Katolik.
Baca Juga: Profil Kardinal Ignatius Suharyo, Perwakilan Indonesia di Konklaf Pemilihan Paus Baru
Profil Calon Paus
Profil para kandidat berikut menunjukkan dinamika internal Gereja yang sedang bergulat antara harapan akan pembaruan dan kekuatan tradisi yang tetap kuat.
Simak informasi terkait calon Paus Baru Gereja Katolik, dilansir dari laman PBS.org.
1. Kardinal Luis Antonio Tagle (Filipina)
Kardinal Luis Antonio Tagle memiliki julukan Asian Francis. Saat ini, Tagle berusia 67 tahun dengan posisi Kepala Dikasteri Evangelisasi Vatikan.
Dikenal karena kerendahan hati, kedekatan dengan kaum muda dan miskin, serta pandangan progresif yang sejalan dengan visi Paus Fransiskus. Tagle telah vokal dalam menentang kekerasan negara dan mendukung inklusivitas dalam Gereja.
2. Kardinal Pietro Parolin (Italia)
Kardinal Pietro Parolin berusia 70 tahun dan posisi sebagai Sekretaris Negara Vatikan
Diplomat berpengalaman yang memimpin kebijakan luar negeri Vatikan, termasuk perjanjian kontroversial dengan China pada 2018. Parolin juga terlibat dalam skandal investasi properti di London.
3. Kardinal Matteo Zuppi (Italia)
Kardinal Matteo Zuppi berusia 69 tahun menjabat posisi Uskup Agung Bologna.
Kardinal ini dikenal sebagai tokoh moderat dengan pendekatan pastoral yang inklusif dan peran aktif dalam diplomasi perdamaian, termasuk sebagai utusan Vatikan untuk Ukraina.
4. Kardinal Péter Erdő (Hungaria)
Kardinal Péter Erdő kini berusia 72 tahun, dengan posisi Uskup Agung Esztergom-Budapest. Kardinal ini didukung oleh kelompok konservatif karena pandangannya yang tegas terhadap ajaran tradisional Gereja, termasuk penolakan terhadap pemberian komuni bagi umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi.
5. Kardinal Jean-Marc Aveline (Prancis)
Nah, ada juga Kardinal Jean-Marc Aveline berusia 66 tahun merupakan Uskup Agung Marseille.
Kardinal ini dikenal karena dukungannya terhadap migran dan dialog antaragama. Aveline memiliki latar belakang akademik yang kuat di bidang teologi dan dianggap sebagai kandidat progresif yang dapat melanjutkan reformasi Paus Fransiskus.
6. Kardinal Fridolin Ambongo Besungu (Republik Demokratik Kongo)
Kardinal Fridolin Ambongo Besungu merupakan salah satu kandidat dari benua Afrika kini berusia 65 tahun.
Besungu menjabat sebagai Uskup Agung Kinshasa dan aktif dalam isu keadilan sosial dan lingkungan. Kardinal Fridolin Ambongo Besungu dianggap sebagai suara penting dari Afrika dalam Gereja Katolik global. Ia juga dikenal karena penolakannya terhadap pemberkatan pasangan sesama jenis.
7. Kardinal Pierbattista Pizzaballa (Italia)
Pierbattista Pizzaballa masih berusia 60 tahun, sementara posisi sekarang adalah Patriark Latin Yerusalem.
Kardinal ini dikenal karena upaya kemanusiaannya di Timur Tengah dan keterlibatannya dalam dialog antaragama. Pizzaballa juga menunjukkan solidaritas dengan komunitas Kristen di wilayah konflik.
8. Kardinal Robert Prevost (Amerika Serikat)
Kardinal Robert Prevost berusia 69 tahun dan saati ini berposisi Prefek Dikasteri untuk Para Uskup.
Meskipun mendapat perhatian, kecil kemungkinan seorang kardinal asal AS terpilih karena kekhawatiran akan dominasi Amerika dalam Gereja Katolik.
Sementara itu, perwakilan Indonesia di Konklaf 7 Mei 2025 nanti adalah Kardinal Ignatius Suharyo yang merupakan Uskup Agung Jakarta.
Sebagai peserta Konklaf, nama Kardinal Ignatius Suharyo bisa saja menjadi salah satu kandidat, karena peserta bebas memilih salah satu dari 133 kardinal yang hadir.
Itulah informasi menarik terkait profil singkat calon Paus Baru Gereja Katolik Vatikan Roma yang akan terjawab bulan Mei ini.
Tonton: Saat-saat Terakhir Paus Fransiskus Menyapa Umat Katolik Saat Perayaan Paskah Basilika Santo Petrus